Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pameran Seni Koleksi Istana di Tengah Spirit Asian Games 2018

6 Agustus 2018   09:12 Diperbarui: 6 Agustus 2018   09:51 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu ada hasrat besar untuk menonton koleksi Istana Kepresidenan Indonesia, terutama koleksi semasa zaman perjuangan tepatnya ketika Soekarno Presiden pertama begitu antusias mengumpulkan, mengoleksi dan sekaligus pelaku aktif dalam melestarikan seni budaya bangsa. Karya karya koleksi istana itu sungguh  tidak ternilai harganya. 

Saat menonton kekaguman penulis menjadi-jadi. Bukan karena bagus jeleknya sebuah lukisan atau keterbatasan aliran seni yang dikoleksi, tetapi koleksi itu adalah merupakan sebuah pencapaian kebudayaan dari negara yang belum lama merdeka (waktu itu). 

Lukisan-lukisan baik dari pelukis dalam negeri maupun luar negeri telah memberi semacam kebanggaan. Ternyata kebudayaan Indonesia ada dalam tataran tinggi di antara negara-negara di dunia. Tidak usah minder atau merasa kecil hati setelah melihat tapak jejak karya seniman lokal.

Indonesia mempunyai kelebihan dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Alamnya terutama pulaunya, potensi hutan tropisnya, kreasi-kreasi yang lahir dari anak bangsa yang berasal dari beribu suku beratus suku bangsa, banyaknya pulau yang tersebar dari timur ke barat dari Utara ke Selatan. 

Alamnya memberi suguhan keindahan, maka banyak pelukis zaman mooi indie begitu senang melukis alam. Karena alam merupakan salah satu objek yang menarik untuk dilukis atau diabadikan dalam karya seni. Abdulah Sr, Raden Saleh Bustman,  Basuki Abdullah, Dullah, Trubus telah membuka mata penikmat seni bahwa Indonesia itu elok, rupawan.

Sebuah Karya dari Raden Saleh Bustaman (dokumen {pribadi)
Sebuah Karya dari Raden Saleh Bustaman (dokumen {pribadi)
Sayangnya ada kelemahan yang mesti diperbaiki oleh pemerintah terutama adalah arsip, pengumpulan arsip-arsip yang berhubungan dengan karya anak bangsa. 

Di daerah tropis ini kerusakan karya seni amat rentan terjadi. Tetapi kecakapan, kecanggihan dalam melindungi jejak sejarah bangsa itu masih minim, malah banyak barang-barang museum raib dan ketahuan diperjualbelikan di pasar gelap. 

Irosnisnya lagi banyak pejabat ikut kongkalikong memperdagangkan artefak karya manusia. Katakanlah manusia itu culas, keji, terlalu tidak peduli betapa pentingnya peninggalan sejarah. 

Harus penulis akui pemerintahan sekarang lepas dari segala kelemahannya yang belum bisa mengabulkan janji-janji kampanye sudah berusaha keras siang malam untuk bekerja, bekerja dan terus bekerja tanpa lelah membangun Indonesia mulai pinggiran Indonesia.

Buku Katalog Pameran Koleksi Istana (dokumen Pribadi)
Buku Katalog Pameran Koleksi Istana (dokumen Pribadi)
Inspirasi seni begitu melimpah dan karya karya seharusnya sangat banyak dihasilkan. Maka dalam pameran ketiga di Galeri Nasional Indonesia dengan judul INDONESIA SEMANGAT DUNIA yang berlangsung dari tanggal 3 Agustus  - 31 Agustus 2018 Pengunjung, penikmat seni, pelajar, mahasiswa diharapkan berbondong-bondong datang melihat jejak sejarah bangsa tersebut.

Tidak kurang pelukis-pelukis legendaris seperti Raden Saleh Bustaman, Trubus, Basuki Abdullah, Dullah Nyoman Gunarsa, Hendra Gunawan, Agus Djayasuminta, Barli Sasmitawijaya, Batara Lubis, Hendrik"Henk"Hermanus Ngantung,Itji Tarmizi, Jean Daniel Gerry, Joes Soepadyo, Karyono Js., Kosnan, Lee Man Fong, Made Djata, Nasjah DJamin, Nhek Dim, Otodjayasuntara, Roberto Juan Capurro, Rustamadji, Sekara Gunung ( Ki Heru Wirjono), Shiavax Chavda, Shinsui Ito, Soerono Hendronoto, Sudarso, Walter Spies, Wiwiek Sumitro, Yevgeny victorovich Vuchetich, Zsigmond Kisfaludi Strobl Meramaikan dan memeriahkan ruang pamer Galeri Nasional Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun