Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membangun Ruh Antara Cerpen dan Ilustrasinya

16 Januari 2018   16:01 Diperbarui: 16 Januari 2018   17:21 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen Kompas Minggu, 14 Januari 2018 (dokpri)

Apa yang menarik ketika membaca cerpen koran?Apakah hanya karena alur ceritanya ataukah karena bagi pecinta sastra sebuah cerpen koran tentu terjamin kualitasnya? Bagaimanapun  cerpen yang sudah  muncul di koran adalah cerpen pilihan diantara ribuan cerpen yang yang antre untuk ditayangkan. Apalagi jika bisa menembus  rubrik  cerpen di Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo dan koran media nasional lainnya.

Cerpen Koran Tempo 13 - 14 Januari 2018 (dokpri)
Cerpen Koran Tempo 13 - 14 Januari 2018 (dokpri)
Penulis tidak tahu tingkat keterbacaannya karena segmen sastra itu termasuk eksklusif, tidak banyak yang suka dunia sastra. Mereka yang menyukai sastra, sastra koran, sastra serius tentu orang-orang yang gemar membaca, gemar belajar untuk selalu meningkatkan kualitas pengetahuannya.

Gambar yang memperjelas teks

Salah satu hal menarik dari rubrik cerpen adalah ilustrasinya. Kebetulan saya pernah belajar di institusi pendidikan yang fokus pada dunia seni rupa, disamping kesukaan saya pada dunia sastra tulis menulis saya juga sering membuat coret- coretan spontan yang bisa dimasukkan dalam kategori ilustrasi. 

Anda tahu apakah  ilustrasi itu? Dalam tataran teori yang pernah saya dalami ilustrasi adalah gambar yang memperjelas suatu teks/ tulisan. Dengan ilustrasi imajinasi pembaca terbantu dengan adanya gambar yang menyertai sebuah tulisan. Kolom sastra terasa garing jika tanpa gambar. Apalagi sekarang  adalah era visual, Setiap orang perlu melihat keindahan disamping menikmati  bacaan-bacaan yang membutuhkan konsentrasi.

Cerpen Media Indonesia Minggu, 14 Januari 2018 (dokpri)
Cerpen Media Indonesia Minggu, 14 Januari 2018 (dokpri)
Ilustrasi cerpen memberi rangsangan pada pembaca untuk masuk dalam ruh cerita cerpen. Maka setiap koran, majalah perlu  memilih ilustrasi cerpen yang menarik. Ilustrasi cerpen bisa diambil dari stock gambar atau lukisan- lukisan pelukis terkenal atau khusus membuat gambar yang disesuaikan dengan alur cerita atau tema cerpen yang di muat di sebuah media massa. Ilustrasi memegang peran penting untuk menarik pembaca agar membaca cerpen di media tersebut. 

Koran Kompas, Media Indonesia, Tempo (Kebetulan saya selalu membeli koran tersebut setiap akhir pekan untuk menambah kualitas pengetahuan, serta belajar menyimak cerpen-cerpen serta rubrik budaya di koran-koran tersebut). Kompas sering menampilkan karya-karya lukisan dari pelukis terkenal di samping membuat khusus ilustrasi dari ilustrator koran itu sendiri.

Lalu Apakah cerpen di platform blog semacam Kompasiana juga memperhatikan ilustrasinya sebagai bagian dari kolaborasi visualisasi isi cerpen dan gambar yang menarik pembaca menyimak literaturnya?

Selama ini yang penulis lihat di blog ilustrasi belum menjadi bagian penting dari munculnya  cerpen sebagai karya sastra sekaligus karya visual imajinatif. Para penulis cerpen masih mengandalkan stock foto di google karena fokus penulisnya adalah menampilkan cerita. Maka kadang bacaan fiksi terutama sastra(cerpen, puisi, drama, prosa)lebih sedikit pembacanya daripada rubrik lainnya misalnya politik. Di kanal politik judul bisa menarik gerbong pembacanya.Untuk sastra perlu kerja keras redaksi agar karya-karya fiksi penulisnya dikunjungi dan banyak viewernya.

Sejarah Ilustrasi

Ilustrasi menurut sejarahnya muncul dari  sejak zaman purbakala ketika bahasa lisan belum muncul. Temuan gambar telapak  di gua leang-leang  Maros Sulawesi Selatan  yang dibuat sekitar zaman Paleolithichum menandai jejak kreatifitas manusia dan pengenalan bahasa visual. Gambar itu adalah sebentuk gambar jiplakan tangan manusia di dinding gua, warna-warna tersebut konon katanya terbuat dari campuran lemak babi dan  tanah liat yang menghasilkan warna merah, atau coklat atau juga merah bata.

Masih banyak jejak sejarah peradaban lain di antara temuan di Arguni, dan Sorrosa Papua, Gua Muna, (Sulawesi Selatan) dan pulau Kei terdapat gambar manusia dan perahu. Jadi Ilustrasi, gambar, dan sketsa yang memperjelas  teks sudah ada sejak zaman dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun