Sekarang ini orang menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan uang dengan cara instan. Termasuk dengan cara menipu. Entah ketika jaman semakin canggih otak manusia semakin kreatif memutar otak memperkaya diri dorongan melakukan kriminalisasi digital dengan memanfaatkan perangkat canggihpun semakin marak. Orang yang pintar dan menguasai IT akan membuat modus penipuan dengan modifikasi nomor sehingga orang yang terhipnotis akan kena jebakan dengan memencet konfigurasi nomor pin di mesin ATM dengan panduan dari telepon dari seberang. Akhirnya secara tidak disadari penipu bisa masuk ke ATM korban dan bisa membobol uang dengan sukses. Itu baru satu modus.
Modus lain dengan menggunakan modus memberi iming-iming hadiah berupa motor, tapi korban harus membayar DP atau sejumlah uang dengan cara transfer atau dikirim dengan alamat fiktif. Penipu itu mengaku dari polisi Komdak bagian SIM. Agar bisa mengambil motor harus membayar pajak kepada oknum tersebut baru kemudian barangnya dikirimkan ke alamat.
Motif lainnya terjadi pada saya baru-baru ini. Maaf kalau cerita saya ini belepotan karena masih sedikit shock. Saya tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang dengan mengaku sebagai teman saya:
“Hallo, Siapa ini. Eh, kamu nggak kenal suara saya. “Saya agak bingung sebab sepertinya saya pernah dengan suara itu.
“Ehmmm, Kamu Bimo Jogja ya…”
“Nah, kamu masih kenal…Sori ya …siapa….”
“Joko…”
“Oh ya Joko, kau bisa menolong saya tidak….”
“menolong apa…?”
“Begini, saya lagi sial nih, kena tilang polisi. Ini saya sedang bersama polisi, motor saya ditahan karena surat-suratnya tidak ada sama sekali.Saya mau damai seperti ibu-ibu barusan tapi uang saya di ATM.
“Bilang ke polisi pembayaran lewat ATM terdekat.