Rizal Ramli menjadi aktor baru di Kabinat kerja yang langsung mengusik publik dengan pernyataan kontroversial dan memicu debat . Pertama saat Rizal menyarankan Garuda membatalkan pembelian 30 unit Air Bus A350, kedua yaitu ketika ia menantang Jusuf Kalla terkait proyek Pembangunan Pembangkit Listrik 35 ribu megawatt.ada pernyataan yang mengusik RR yang membuat ia merasa tertantang untuk melakukan debat terbuka dengan JK. Sebagai aktifis mahasiswa yang terkenal kritis dan terkesan badung, pernah dipenjara akibat kata-katanya yang tajam saat orde baru sepertinya Rizal Ramlipun tidak takut pada atasannya langsung yaitu Wakil Presiden.
Pria yang lahir di padang 60 tahun lalu(10 Desember 1954) pernah menjadi Menteri di era Gus Dur(Menteri koordinator bidang perekonomian dan mentri keuangan juga di era kabinet Persatuan nasional ). Rizal Ramli adalah pendobrak dan sangat kritis melihat persoalan. Sering melontarkan pernyataan tajam dan menjadi polemic publik. Sampai dipanggil Presiden dan menjadi Menteri kordinator kemaritiman dan dilantik hari Rabu 12 Agustus 2015 rupanya suara kritis tetap saja tidak hilang.
Kekritisan seseorang Rizal Ramli itulah yang menantang Presiden untuk menjalankan koordinator yang sebelumnya dipegang oleh Indroyono Soesilo.Tapi apakah suara kritis ini perlu dalam menjalankan roda cabinet yang menuntut aksi nyata yaitu kerja-kerja dan kerja. Yang dilihat oleh masyarakat adalah jejak nyatanya bukan pernyataan yang kontroversial. Rakyat ingin kebandelan RR berbuah manis terhadap kinerja menteri-menteri dibawah koordinasinya.Diharapkan bidang kelautan dan perikanan, energi dan sumber daya mineral, perhubungan,pariwisata bersinergi dan melaju lewat koordinasi ciamik dari Menteri koordinator Kemaritiman. Fungsi koordinator adalah mensupervisi dan membangun koordinasi antar kementrian. Tapi Rizal terlalu berani melenceng dari Tupoksinya dan malah mengoreksi menteri coordinator lain yang berhubungan dengan pembelian pesawat.
Ibarat mobil fungsi koordinator adalah memastikan mobil melaju kencang tapi tetap terjaga balancingnya, kaki-kakinya, roda-rodanya sehingga tetap aman samapi ke tujuan, Tapi Rizal Ramli malah melirik spion, bahkan asesoris yang tidak perlu ia kontrol. Sudah ada teguran dari Jokowi, tapi sepertinya RR tetaplah RR yang “Bandel”, yang selalu melihat celah lemah untuk dikritisi dan sepertinya ia masih orang luar yang perlu menyentil kabinet yang baru setahun terbentuk.
Bila disamakan dengan Paduan suara Rizal ramli melengking sendiri di tengah suara harmoni bariton, tenor, Sopran, alto dan bas. Sudah betul suara itu tapi dirusak oleh suara melengking tinggi yang tidak seirama dan senada. Padahal Paduan suara itu dinilai dari harmonisasinya, dari kepaduannya, dari kekompakannya. Apakah nanti RR terus melengking sementara harusnya harmoni dijaga. Hanya Jokowi yang tahu dan berharap Jokowi bisa mendidik dan mendudukkan pada porsi yang pas. Kalau tidak nanti kabinet akan terlihat gaduh dan terkesan saling lempar tanggung jawab. Anak Bandel itu perlu dan yakin banyak potensi lebih dari kebandelannya, entah kecerdasannya entah kekritisannya entah pola pemikiran out of the boxnya. Hanya suara yang terlalu lantang itu harus terpaksa diperkecil volumenya agar terjadi harmoni antar lini.
sumber gambar:nasional.harianterbit.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H