Mohon tunggu...
Lyfe

Majalah Fashion terhadap Gaya Hidup Metroseksual dalam Analisis Semiotika

5 November 2017   23:08 Diperbarui: 5 November 2017   23:52 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Majalah dewasa saat ini begitu beragam yang muncul seiring dengan dinamika gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang. Gaya hidup menciptakan kebutuhan sumber rujukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Majalah menyediakan berbagai informasi tentang berbagai bidang kehidupan mulai dari nutrisi, kesehatan, kecantikan, teknologi, olah raga, mode pakaian (fashion), hingga nasehat (konsultasi) untuk berbagai masalah. Munculnya majalah mode dan gaya hidup trans-nasional untuk pria menawarkan gaya hidup yang mengusung nilai-nilai konsumtif. 

Ditinjau dari isi, majalah-majalah pria tersebut sekarang ini tidak ada bedanya dengan majalah wanita. Pria modern dipersuasi untuk peduli terhadap kesempurnaan setiap jengkal tubuhnya. Para pria diarahkan untuk mendisiplinkan diri dalam perawatan tubuh seperti halnya perempuan. Majalah pria mengkonstruksi perilaku feminine bagi para lelaki sebagai keseharian gaya hidup mereka.

Gaya hidup seperti ini disebut metrosexual, Lelaki metrosexual biasanya adalah orang yang memiliki karir yang cerah, kondisi finansial yang baik, dan sangat perhatian terhadap penampilan diri. Bagi berkembangnya suatu gaya hidup yang berdiri di atas kesadaran palsu atau seperti hasil dari penanda. Majalah trans-nasional khusus pria yang beredar di Jakarta yaitu Majalah Mens Health, Men Fitness, dan Best Life. analisis semiotic menjadi pilihan dimana pakaian dan busana memunculkan sistem penandaan yang menjadi tempat pembentukan dan pengkomunikasian tatanan sosial. 

Fashion, pakaian, dan busana dapat dianggap salah satu makna yang digunakan oleh kelompok sosial dalam mengkomunikasikan mereka. dikemukakan pertama, representasi dari tiga majalah tersebut adalah representasi pendekatan konstruktivis. Makna dikonstruksikan lewat sistem bahasa dalam rangka mengidentifikasi citra tentang gaya hidup. Melalui proses sosial secara alamiah meneguhkan nilai-nilai budaya popular dan konsumerisme. Kedua, pencitraan sosok pria metroseksual dilihat dari penampilan gaya hidup metroseksual bukanlah produk alamiah, tetapi suatu produk sosial.

Demikian halnya dengan fenomena metrosexual, dimana tidak hanya wanita yang sudah kodratnya untuk mendisiplinkan diri dalam perawatan tubuh, tetapi juga laki-laki. Ikonisasi melalui selebrity terkenal di dunia seperti pemain sepak bola David Beckham tampil berpakaian rapi, menjadi pendorong bagi laki-laki di seluruh dunia ingin menirunya. Muncul jenis baru tipe laki-laki urban menyembah gaya hidup hedonistik, tampil trendi dan selalu mengikuti tren terbaru. 

Parfum, pakaian, aksesoris dari merek terkenal sebelumnya hanya dikenakan oleh perempuan sekarang ditemukan pada laki-laki metrosexual. menjadi penting menjadi masyarakat yang semakin bisa membaca dengan menggunakan kacamata semiotika. Memahami proses produksi informasi yang disajikan majalah, memahami berbagai pemahaman dari simbol-simbol dan istilah yang dipilih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun