Kau, sang alam yang merengkuh dalam belaian lembut,
Menyelimuti kita dengan jubah kasihmu,
Menghembuskan napas di permukaan bumi,
Menelusuri setiap relung dengan sentuhan ilahi.
Kau bisikkan rahasia lewat gemerisik dedaunan
Menari bersama angin, mengalir tanpa henti,
Mengajarkan kita tentang keabadian,
Lewat gelombang laut yang tak pernah lelah mengecup pantai.
Kau adalah penenun waktu, merajut siang dan malam,
Menyulam momen dengan benang emas sinar mentari,
Menabur bintang di langit malam,
Membisikkan dongeng tentang semesta yang luas dan megah.
Dalam pelukanmu, kami temukan damai,
Kau ajak kami berkelana di padang rumput hijau,
Di antara bunga-bunga yang bermekaran,
Kau lukiskan keindahan dengan warna-warna cinta yang abadi.
Kau, sang alam, guru bijak tanpa kata,
Mengajarkan kerendahan hati dan kesabaran,
Lewat gemuruh hujan yang mencium tanah kering,
Kau ajarkan tentang kebangkitan dan harapan baru.
Setiap hembusan anginmu adalah panggilan jiwa,
Untuk merenung, untuk merasakan, untuk hidup seutuhnya,
Kau, pelukan alam raya,
Adalah simfoni keabadian yang tak pernah henti berirama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H