Mohon tunggu...
Dwian Sastika
Dwian Sastika Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Sebatang Kara

Membagikan kisah inspiratif dan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Jiwa yang Telah Sembuh

11 Juli 2024   21:39 Diperbarui: 11 Juli 2024   21:45 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh TMS Sam: https://www.pexels.com

Dalam koridor waktu yang berpendar,
Hati bergelombang seperti gelombang sinusoida,
Terhempas dalam pusaran rasa yang membara,
Dinginnya perpisahan ibarat energi entalpi yang hilang,
Namun kini, kau berdiri di ambang senyawa baru.

Kau yang dahulu patah, kini bereaksi,
Memasuki fase transisi dalam persamaan kehidupan,
Melalui lintasan ikatan hidrogen yang kuat,
Menyatukan diri dalam pelukan endapan kebahagiaan,
Kembali menjadi stabil dalam resonansi jiwa yang tenang.

Partikel harapan mengionisasi udara sekitar,
Menggugah elektron dalam atom-atom semangat,
Melangkah maju dalam orbit kepercayaan diri,
Meninggalkan massa jenis kesedihan,
Bersama frekuensi tinggi semangat yang baru.

Dalam percobaan eksistensi, kau berevolusi,
Mengubah ketidakpastian menjadi peluang positif,
Seperti katalis yang mengakselerasi perubahan,
Meleburkan batasan antara hati dan jiwa,
Mencipta ikatan kovalen baru dalam simfoni kesembuhan.

Kini, tubuhmu mengkristal dalam keutuhan,
Sifat-sifat fisika mu kembali normal,
Memantulkan cahaya dalam spektrum keceriaan,
Senyummu adalah radiasi termal kebahagiaan,
Memancar dalam kuantum ketulusan dan harapan.

Sang jiwa yang telah sembuh,
Menyusuri kembali garis kehidupan dengan senyum,
Menyublim dari duka dalam transformasi penuh makna,
Menyatu dalam harmoni semesta yang kembali seimbang,
Kini, kau adalah energi potensial dari cinta yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun