Mohon tunggu...
Dwian Sastika
Dwian Sastika Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Sebatang Kara

Membagikan kisah inspiratif dan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin yang Membawa Pergi

28 Juni 2024   20:24 Diperbarui: 28 Juni 2024   20:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika fajar menyentuh lembut di ujung cakrawala,  
Kau adalah angin yang berbisik mesra di antara dedaunan,  
Membawa harapan dan cerita yang tak terucapkan,  
Mengusik hening dengan nada rindu yang tertahan.

Di bawah langit biru yang mulai mendung,  
Kau bagai ombak yang berkejaran di pantai hati,  
Menghantam karang dalam canda dan tawa,  
Namun, perlahan surut meninggalkan jejak samar.

Kita adalah sepasang bintang yang bercahaya,  
Menari di samudra malam tanpa tepi,  
Namun, kau memilih untuk berkelana,  
Mencari langit baru di mana mimpi-mimpi menari.

Kini, hanya bayangmu yang menari di pelupuk mata,  
Seperti hujan yang meninggalkan aroma tanah basah,  
Mengisi setiap sudut kenangan dengan rindu,  
Yang tak pernah benar-benar pudar dalam waktu.

Engkau adalah angin yang tak bisa ku genggam,  
Membawa kisah ke sudut-sudut dunia yang tak ku kenal,  
Sementara diriku menjadi daun yang merindu,  
Menunggu, di tempat kita pernah menjadi satu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun