fajar menyentuh lembut di ujung cakrawala, Â
Kau adalah angin yang berbisik mesra di antara dedaunan, Â
Membawa harapan dan cerita yang tak terucapkan, Â
Mengusik hening dengan nada rindu yang tertahan.
Di bawah langit biru yang mulai mendung, Â
Kau bagai ombak yang berkejaran di pantai hati, Â
Menghantam karang dalam canda dan tawa, Â
Namun, perlahan surut meninggalkan jejak samar.
Kita adalah sepasang bintang yang bercahaya, Â
Menari di samudra malam tanpa tepi, Â
Namun, kau memilih untuk berkelana, Â
Mencari langit baru di mana mimpi-mimpi menari.
Kini, hanya bayangmu yang menari di pelupuk mata, Â
Seperti hujan yang meninggalkan aroma tanah basah, Â
Mengisi setiap sudut kenangan dengan rindu, Â
Yang tak pernah benar-benar pudar dalam waktu.
Engkau adalah angin yang tak bisa ku genggam, Â
Membawa kisah ke sudut-sudut dunia yang tak ku kenal, Â
Sementara diriku menjadi daun yang merindu, Â
Menunggu, di tempat kita pernah menjadi satu.