Di bawah atap bambu yang berdesir,
Hujan berbisik, merayu malam yang hening.
Setiap tetesnya adalah syair,
Menceritakan kisah tentang langit yang berair mata.
Hujan jatuh, memukul daun-daun bambu,
Membuat irama yang menyejukkan jiwa.
Seperti nada-nada dalam lagu,
Mengalun lembut, mengusir kesunyian yang mendera.
Bisikan hujan di atap bambu,
Adalah puisi alam yang tak terucap.
Dalam diam, ia bercerita banyak hal,
Tentang kerinduan, harapan, dan cinta yang mendalam.
Dan ketika hujan mulai mereda,
Bisikan itu masih terdengar di telinga.
Seperti kenangan yang tak bisa dilupakan,
Membekas dalam hati, membawa kedamaian.
Atap bambu menjadi saksi bisu,
Dari semua cerita yang diceritakan hujan.
Ia menampung setiap tetes air,
Seolah memahami setiap kata yang terucap.
Bisikan hujan di atap bambu,
Adalah lagu pengantar tidur di malam hari.
Membawa mimpi ke alam yang jauh,
Menyuguhkan harapan baru di pagi hari.
Oh, betapa indahnya suara hujan di malam hari,
Membuat hati terasa hangat dan nyaman.
Bisikan hujan di atap bambu,
Adalah melodi kehidupan yang tak akan pernah pudar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI