Dalam lautan ketidakpastian, Aku berdiri di ambang waktu yang tak tentu. Â Ilmu pengetahuan menuntunku, Menerangi jalan di tengah kegelapan.
Kuikuti arus gelombang kehidupan, Berlabuh di pelabuhan-pelabuhan yang ada. Namun, terkadang aku terombang-ambing, Di antara probabilitas yang beragam.
Aku pun terjebak di antara keinginan dan kenyataan, Ku coba merangkai jalan yang pasti dan terukur. Namun, semakin ku coba tuk mengatur, Semakin kompleks ilusi yang tercipta.
Dalam keseimbangan termal tak seimbang, Ketidakpastian datang silih berganti. Bisakah aku memahami hukum ketidakpastian?, Ataukah hanya sekedar menyerah pada takdir yang tercipta?, Aku mencoba melangkah, di jalan yang tak pasti, Menemukan makna dalam setiap jejak yang tertinggal.
Kuupayakan prediksi dan estimasi, Namun tak ada yang pasti dalam hidup ini. Aku terus berjuang di tengah ketidakpastian, Mengasah intuisi dan kepekaan diri. Â Tetap percaya pada diri sendiri, Bahwa takdir di tangan sang Pencipta.
Ketika langit mulai redup dan malam merajai, Aku berpikir kembali akan arti hidupku. Tak ada jaminan di masa depan, Namun aku berjanji tak akan berhenti berjuang.
Setiap detik adalah karya cipta terindah, Setiap napas adalah syukur paling dalam. Aku percaya, semua terjadi bukan karena kebetulan, Namun sebagai bagian dari rencana Ilahi yang pasti.
Aku takkan menyerah pada takdir yang dihadirkan, Namun aku akan terus berusaha dan berdoa. Mengasah intuisi dan kepekaan diri, Hingga ketidakpastian pun terasa indah.
Jadi, biarkanlah hidup mengalir seperti air, Mengalir sesuai takdir yang dihadirkan. Tetaplah berjuang, mengasah intuisi dan kepekaan diri, Hingga ketidakpastian pun terasa indah. Karena hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI