Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari melewati tetesan air di udara dan mengalami pembiasan dan pemantulan. Warna-warna pelangi, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, terbentuk karena cahaya matahari yang berbeda-beda panjang gelombangnya diresapkan ke dalam tetesan air dengan cara yang berbeda-beda.
Namun, ketika kita mendekati pelangi, pelangi cenderung semakin menjauh. Fenomena ini disebut dengan istilah "penjauhan pelangi" atau "pelangi yang menjauh".
Penjauhan pelangi terjadi karena posisi pengamat yang bergerak. Ketika kita melangkah maju atau bergerak ke arah pelangi, posisi pengamat kita berubah dan sudut pandang kita terhadap pelangi juga berubah. Akibatnya, tetesan air yang memberikan efek pelangi juga berubah posisinya, sehingga pelangi terlihat bergeser atau menjauh.
Selain itu, penjauhan pelangi juga terjadi karena pandangan kita yang terhalang oleh benda-benda di depan kita, seperti pohon atau bangunan. Kita mungkin tidak menyadari bahwa posisi kita berubah ketika bergerak di sekitar penghalang, sehingga pelangi yang semula terlihat dekat tiba-tiba terlihat menjauh.
Dalam ilmu fisika, penjauhan pelangi dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep optik geometris, yaitu studi tentang cahaya yang melintasi benda-benda transparan. Ketika cahaya melewati tetesan air, cahaya akan dipecah menjadi berbagai warna karena perbedaan indeks bias cahaya di setiap warna. Semakin besar sudut antara sinar matahari dan pengamat, semakin banyak tetesan air yang terlibat dalam pembentukan pelangi, dan semakin besar pula sudut dispersi warna. Oleh karena itu, pelangi yang terlihat semakin dekat akan semakin kecil sudut pandangnya, sehingga warna-warnanya akan semakin terkonsentrasi dan cenderung terlihat lebih samar.
Secara keseluruhan, penjauhan pelangi adalah fenomena optik yang menarik dan indah untuk diamati. Walaupun pelangi yang semakin di dekati semakin menjauh, keindahan dan keajaiban pelangi tetap tak terbantahkan.
Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari fenomena pelangi yang tampak semakin menjauh ketika kita mencoba mendekatinya, yang dapat dihubungkan dengan realitas kehidupan.
- Pertama, pelangi yang tampak semakin jauh ketika kita mencoba mendekatinya dapat mengajarkan kita tentang pentingnya perspektif. Sama seperti pelangi yang tampak berbeda tergantung dari di mana kita berada, dalam hidup kita, pandangan kita tentang suatu situasi atau masalah dapat berbeda-beda tergantung dari perspektif kita. Dalam menghadapi situasi yang sulit, seringkali berguna untuk mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
- Kedua, pelangi yang tampak semakin kecil ketika kita mendekatinya dapat mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran. Dalam hidup kita, seringkali kita ingin mencapai tujuan atau mendapatkan hasil dengan cepat, tanpa memperhitungkan peran kesabaran dan waktu yang diperlukan untuk mencapainya. Seperti halnya dalam mencoba mendekati pelangi, menggapai tujuan yang kita inginkan mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama dan melalui banyak tantangan, namun dengan kesabaran dan tekad yang kuat, kita masih dapat mencapainya.
- Ketiga, pelangi yang tetap menarik meskipun tampak semakin jauh dapat mengajarkan kita tentang keindahan dalam hidup. Dalam hidup kita, seringkali kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan lupa untuk menghargai keindahan yang ada di sekitar kita. Seperti halnya dengan pelangi, meskipun tampak jauh dan sulit dijangkau, keindahan yang ada di dalamnya tetaplah menarik dan dapat memberikan kebahagiaan yang luar biasa.
Dengan demikian, pelajaran dari fenomena pelangi yang tampak semakin menjauh dapat memberikan wawasan dan pemahaman tentang kehidupan yang dapat membantu kita untuk menghadapi tantangan, memperkuat tekad, dan menghargai keindahan yang ada di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H