Mohon tunggu...
Dwi Anggriani
Dwi Anggriani Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

Saya hobi berorganisasi, membuat konten,menonton film,bernyanyi,membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasihat Ayah

12 November 2024   12:40 Diperbarui: 12 November 2024   13:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah seorang anak yang masih menginjak bangku SMA,yang masi memiliki sifat labil,belum tahu arah, yang ketika ditanya mau kuliah jurusan apa pun belum tahu jawabannya.Dan ayah ku seorang yg menjadi inspirasi dalam hidupku,yang selalu menunjukkan arah mana kemana aku harus melangkah.

Suatu hari ketika malam sudah tiba,diriku duduk di depan teras rumah,sambil membaca buku novel favorit ku,yg berjudul "Dikta&Hukum".Dengan suasana yang sejuk, angin yg berhembus membelai rambut ku,dan secangkir teh buatan ibu Terdengar lah suara hentakan kaki,yg ternyata itu ayahku.

Lalu ia bertanya "Lagi baca apa nak?",lalu diriku menjawab "Lagi baca novel baru adek hehe",ayah ku dengan tersenyum mengatakan sesuatu "Adek udah kelas 11 nih,udah tau belum mau kuliah dimana,mau prodi apa?" Diriku yang masih labil ini menjawab "Belum tau yah hehe,kasih saran dong yah" ayah ku menjawab "yaudah kita makan dulu nanti kita bahas".

Lalu kami menjalani makan malam seperti biasa,dengan obrolan sederhana mengundang tawa dan canda.Setelah nya kami di ruang keluarga menonton televisi seperti yang biasa kami lakukan bersama-sama.Lalu ibu ku kembali mengerjakan tugas nya di laptop,ia seorang guru.

Dan ayah ku mengajak diriku duduk di depan teras rumah,dengan suasana yang sejuk,angin yang berhembus membuat pepohonan bergoyang dengan suara nya yang lembut.Dan dua cangkir teh yang telah ibu ku buatkan.Lalu kami memulai perbincangan yang cukup mendalam tentang apa makna hidup yang kita jalani.

Ayah ku memulainya dengan berbicara "Setiap langkah di hidup kita itu harus ada maknanya,biar langkah demi langkah di hidup kita itu gak cuman lewat saja,tetapi kita bisa memaknai apa yang telah kita lewati di hidup ini",Diriku mulai merenungi setiap kata demi kata yang ia ucapkan,dan aku kembali bertanya "Hmm,hidup yang bermakna? maksud nya gimana, masih bingung" lalu ayah ku tertawa kecil dan berbicara "Hidup yang bermakna itu artinya kita hidup bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri,bagi keluarga, orang lain,dan lingkungan kita.

Aku yang masih bisa belum mencerna perkataan nya dengan beribu kebingungan,"Hmm boleh gak sih hidup sederhana aja,mau mengalir aja lah,capek mikir dunia,kan yang penting kita sholat beribadah sama Allah,kan kita ujung-ujungnya bakal ke akhirat"ujar ku.Ayah ku tersenyum tipis dan berkata "Iya memang kita ujung-ujungnya bakalan ke akhirat tapi,masa sih dengan kehidupan yang cuman sekali ini,kita cuman mau hidup sederhana,mengalir aja" ujarnya,lalu ayah ku mengatakan suatu hal yang mengubah pandangan ku terhadap dunia,ia berkata "Hidup itu ga boleh sederhana, hidup itu harus luas,hebat,kuat,dan bermanfaat".

Lalu aku mulai bisa mencerna apa yang ayah ku sampaikan dan aku menceritakan organisasi yang ku ikuti "Berarti yah kalo aku mengikuti organisasi dan ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan nya itu udah termasuk hidup yg luas dan bermanfaat ya?" lalu ayah ku menjawab"Nah itu adalah salah satu contoh kecil dari hidup yang luas dan bermanfaat, jadi setiap langkah di hidup kita memberi dampak besar bagi sesuatu hal jadi gak ngalir aja", lalu ayah ku menambahkan "Jadi sekarang sudah ngerti kan maksud dari ayah hidup harus luas dan bermanfaat?, nanti kalo kamu udah menemukan jati diri, udah tau minat bakat nya apa,nanti ayah tanya lagi ya" ujar ayah ku, "Siaap ayaah nanti bakal lebih mendalami lagi apa minat bakat aku,biar bisa milih prodi apa nanti" ujar ku dengan semangat."Nanti ngobrol lagi yaa kalo ada waktu senggang" ujar ku.

Hari sudah mulai larut malam "Yuk tidur besok mau sekolah harus cukup tidur nya ya, biar semangat besok" ujar nya, "siaap yaah" ujar ku dengan semangat. Lalu kami masuk rumah, dengan membawa cangkir teh yg sudah habis kami minum sedari tadi.

Kami memasuki kamar masing- masing.Dan di malam yang sunyi dengan menatap pelapon kamar ku, merenungi obrolan tadi.Ternyata sudah banyak hal- hal yang dilalui dan dapat di maknai, tinggal kita lagi bagaimana cara memaknai apa hal-hal yang telah kita lewati dalam hidup ini. 

Dalam berorganisasi aku selalu menjalaninya dengan sepenuh hati, aku dapat belajar bagaimana cara berkerja sama dengan baik, bagaimana cara memahami sifat seseorang bila ego nya tinggi, dan melihat lebih jauh lagi bagaimana manusia menjalani kehidupannya yang dapat ku petik pelajarannya. 

Sekarang aku ingin hidup penuh makna, setiap waktu yang ku habiskan harus bermanfaat bagi kedepannya, dan yang terpenting aku ingin mendalami minat dan bakatku melalui kegiatan ku sehari-hari, lalu aku berharap bisa menemukan minat dan bakat ku agar tahu mau ke prodi apa nanti nya.

Hidup memang harus luas, kuat, hebat, dan bermanfaat.Di hidup yang cuman sekali ini kita harus menjalani peran sebagai manusia dengan sebaik-baik nya.Saling menjaga, membersamai, dan saling menguatkan.

Jadi sekian cerita ku dan nasihat ayah ku yang penuh makna.Semoga kita semua dapat memetik pelajaran dari cerita pendek saya dan ayah .Terimakasih salam hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun