Sebuah perdebatan mengenai suatu hal yang tidak terlalu penting. Terlihat seorang wanita dengan wajah polos, namun kemampuan yang dimiliki melebihi teman rata-rata. Wajah polos namun kapasitas otak yang dimiliki sangat diluar dugaan. Diam, hanya kata itu yang cocok digunakan untuk mendeskripsikan wanita itu.
Lambat laun banyak kegiatan yang bermunculan, baik melibatkan wanita itu maupun tidak. Sedikit demi sedikit kemampuan otaknya diketahui oleh banyak orang. Sangat bagus untuk dijadikan mangsa romusa selanjutnya. Romusa adalah event atau kegiatan yang dilakukan oleh kolonial Jepang untuk memperkerjakan secara paksa pribumi. Hal ini tidak hanya berakhir pada masa penjajahan Jepang saja, namun banyak terjadi pada kalangan masyarakat biasa, bahkan orang yang tergolong berpendidikan. Pendidikan juga tidak dapat menentukan kepribadian manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik, menghargai secara keseluruhan hak dari setiap manusia. Datanglah waktu ketika sebuah kegiatan yang menyerang dan memberatkan wanita tersebut. Kepolosan dari wanita itu ternyata membawanya hingga masuk dalam jurang kutukan yang mengatasnamakan keikhlasan namun diperlakukan secara paksaan.Â
"Dik, kamu saya jadikan sebagai anggota dari divisi ini" . Event setelah mendapatkan tugas, manusia lainnya hanya bisa duduk santai dan berkata "dik saya minta tolong".
Dengan ketulusan hati dan terlalu polosnya wanita itu akan menjerumuskan pada sistem romusa. "Baik kak, saya akan bantu." Setiap hari akan selalu terulang kembali, itu-itu saja. Sebenarnya hal ini baik bagi wanita itu, untuk mengasah skill dan menambah experience, but no! Not romusa, please give justice for this woman! Hingga saat ia kelelahan tidak ada satupun yang peduli padanya.Â
"Tolong, saya sudah tidak bisa untuk acara kali ini kak, mungkin bisa diberikan kepada yamg lain dulu." Kata wanita tersebut sambil mengelus dadanya. Â Terlihat ekspresinya sangat ingin mengeluhkan bebannya kepada seseorang, tetapi tidak ada respon untuk memperbaiki kejadian yang telah dialami olehnya.
"Saya rasa hanya kamu yang bisa menyelesaikan tugas ini, saya harap kamu bisa menyelesaikan acara ini dengan baik. Karena saya memiliki banyak list kegiatan yang harus saya jalankan." Alasan ini yang sering dilakukan oleh seorang atasan dengan ego yang tinggi. Lelahnya wanita itu tidak bisa dibayar oleh kata terima kasih tidak akan bisa membayar semua kelelahannya. Kata adil sangat langka ditemui oleh wanita ini. Wanita hanya menjalankan tugas sebagai kacung. Tifak , tidak bisa dihindari lagi. Salah satunya adalah hanya bisa berpasrah dan menunggu saat untuk melengserkan diri dari sebuah event.
Keadilan dikatakan tabu, karena dengan keluhan yang sudah dilihatkan melalui ekspresi mimik wajah. Hal tabu akan menjadi lumrah ketika sesama manusia akan saling menghargai satu samalain dengan segala kesibukan yang dia miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H