Mohon tunggu...
Dwi Anggreni
Dwi Anggreni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Artikel - Artikel

Ni Kadek Dwi Anggreni (2012061001)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minat Yang Sedikit, Akankah Wayang Dilupakan?

27 Desember 2021   23:53 Diperbarui: 28 Desember 2021   00:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia menjadi Negara yang memiliki beragam budaya yang tersebar di setiap daerah. Kebudayaan ini menjadi salah satu cirri khas dari keindahan Indonesia. Kebudayaan yang tersebar memiliki eksistensi yang sangat kental dan melekat di Indonesia, eksistensi sebuah budaya sangat dipengaruhi oleh masyarakatnya sendiri. Wayang menjadi salah satu warisan budaya yang menjadi budaya nasional Indonesia. Kesenian wayang ini selalu ditampilkan dan menjadi sebuah tradisi yang sudah biasa dilakukan. Seni dan kebudayaan local ini menjadi akar dari budaya nasional, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa wayang yang menjadi buday local ini dapat menjadi budaya nasional. Kebudayaan menjadi cirri khas bangsa yang menjadi identitas atau menjadi jati diri dan dijaga oleh seluruh masyarakat (Isnanda, 2015: 175).

 Kebudayaan nasional ini sudah barang tentu memberikan sebuah kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia, makan dar itu masyarakat harus dapat menjaga eksistensi dari sebuah kebudayaan. Kesenian sejatinya tidak dapat terpisahkan dari rakyat itu sendiri, karena kita ketahui pula kebudayaan ini berasal dari masyarakat. Namun seiring dengan bergerakan globalisasi, kebudayaan asing sangat mudah masuk dan dapat juga mempengaruhi dari kebudayaan Indonesia. Perubahan ini biasanya terjadi kepada masyarakat tradisional yang dominan atau cenderung sudah terbuka mengenai kebudayaan homogen yang masuk dan kemungkinan dapat mempengaruhi kebudayaan tersebut akan bergeser. Dengan globalisasi juga mempengaruhi teknologi informasi dan transportasi, jadi secara tidak langsung perkembangan ini memudahkan kebudayaan lain untuk masuk ke Indonesia. Maka dari itu, hal ini dapat mengikis atau menggeserkan peranan kebudayaan dan kearifan local. Jadi perlu adanya upaya masyarakat untuk menjaga eksistensi kebudayaan local (Sunek, 2012: 315)

 Dalam upaya pelestarian budaya, pemerintah menerbitkan kebijakan untuk masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan karakter. Dimana pendidikan karakter ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa bijaksana dalam pelestarian budaya yang dimana kebudayaan tersebut menjadi kebanggaan dari bangsa Indonesia. Pendidikan karakter ini biasanya diberikan kepada siswa-siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu, peranan masyarakat umum juga sangat berpengaruh dalam penyuksesan pendidikan karakter ini. Pelestarian budaya berhubungan langsung dengan pendidikan karakter, untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan budaya sendiri. Dengan itu kebudayaan memiliki tempat yang penting di masyarakat.

 Upaya yang dilakukan oleh masyarakat atau penggandrung seni yang ada pada daerah tertentu yakni dengan membangun sanggar seni. Sanggar local atau sanggar seni ini adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpula orang yang berkecimpung dalam seni yang dimana sanggar ini digunakan untuk sarana komunitas tersebut melakukan kegiatan seni. Menurut Isnanda (2019, 219) Terdapat tiga karakteristik sanggar budaya local yakni sebagai berikut:

1)Wadah yang khas

Setiap daerah di indonesia tidak diragukan lagi mengenai kebergamannya, jadi setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing. Karakteristik ini sudah tentu menjadi cirri dari masyarakat daerah tersebut, salah satunya yakni terdapat pada pertunjukannya. Setiap daerah pasti memiliki karakteristik dalam pementasan sebuah kesenian. Jadi sanggar ini berfungsi untuk menampung atau menjadi wadah pemikiran masyarakat mengenai sebuah kesenian.

2)Wadah yang efisien dan fleksibel,

Kebudayaan yang sudah bernaung dan sudah ditangani oleh sanggar, sudah pasti sangat jelas dan terarah. Selain itu, sanggar memberikan kesempatan untuk generasi muda memberikan tanggapannya mengenai kebudayaan dan pementasan seni yang mengandung kreativitas yang diwadahi oleh kesenian. Sanggar juga harus memiliki kestrukturan pengurus untuk lebih memaksimalkan peserta yang tergabung dan kemudian akan dapat berkembang.

3)Tempat atau latar permanen

Sanggar dalam karakteristiknya juga dibangun untuk menjadi tempat yang menjadi tonggak keseriusan masyarakat untuk menjaga kesenian daerah hingga kesenian nasional dari Indonesia. Sanggar ini juga menjadi tempat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemaknaan pentingnya menjaga kebudayaan.

 Kesenian local ini biasanya sering ditemui pada sanggar-sanggar, salah satunya yakni Wayang. Seni wayang atau pedalangan biasanya ada pada sanggar seni. Sanggar seni wayang tersebar di Indonesia, namun wayang yang tersebar di Indonesia ini berbeda-beda sesuai dengan daerah wayang tersebut berada. Sanggar seni wayang juga terdapat di Bali, sanggar ini disebut dengan Sanggar Seni “Cenk Blonk Belayu”. Wayang Cenk Blonk menjadi cirri khas dari kesenian wayang di Bali. Sanggar ini bergelut dalam seni perwayangan terkhusus seni wayang Bali (Ida Bagus Gede, 2011).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun