Mohon tunggu...
Dwiana Nurdianti
Dwiana Nurdianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga

Memulai menulis di sini karena tugas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menilik Aksi Kolektif di Sekitar Melalui Kaca Pemikiran Charles Tilly

25 Oktober 2023   18:26 Diperbarui: 31 Oktober 2023   00:31 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teras Malioboro 2 (18/10/23) Dokpri

Dwiana Nurdianti/22107020049

Beberapa hari lalu, saya mengunjungi wisata Teras Malioboro 2 di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Di sana merupakan tempat berbelanja oleh-oleh andalan wajib ketika berkunjung ke DIY. Sebagai perantau, saya tertarik untuk mengenal lebih jauh kawasan ini. Namun ketika saya searching di Google, saya menemukan berita mengenai unjuk rasa atau demontrasi yang dilakukan PKL Teras Malioboro 2. Dilansir pada situs Kompas.com yang berjudul "Demo di Balaikota Yogyakarta, Ratusan PKL Malioboro Ancam Dorong Pintu Gerbang", unjuk rasa ini ternyata belum lama terjadi tepatnya Bulan September 2023 lalu. Menurut saya pribadi, kegiatan unjuk rasa yang dilakukan Pedagang Kaki Lima Teras Malioboro 2 di kompleks Balai Kota Jogja merupakan salah satu bentuk realisasi mengenai teori gerakan sosial oleh Sosiolog Teori Sosiologi Modern, Charles Tilly. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk repertoar aksi kolektif yang digagas oleh Charles Tilly, selain itu demonstrasi tersebut juga didorong oleh ketidakpuasan PKL terhadap fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah sehingga sama halnya dengan faktor pendorong adanya gerakan sosial. Di demontrasi itu juga menunjukkan adanya aktor-aktor di dalamnya seperti PKL laki-laki yang sudah sepuh atau tua. 

Saya mengetahui teori gerakan sosial, Charles Tilly dari buku Social Movement 1768-2004, serta dari buku Pertikaian Politik dan Gerakan Sosial: Handbook Perbandingan Politik. Charles Tilly mendefinisikan gerakan sosial sebagai sebuah rangkaian kegiatan yang berkelanjutan secara bertahap baik petunjuk maupun kampanye yang dilakukan oleh orang biasa, dan mereka membuat tuntutan secara kolektif terhadap yang lain (sebuah interaksi antara otoritas dan penentangnya). Adanya gerakan sosial memiliki tujuan dalam melakukan perubahan atau mempertahankan suatu kondisi yang dilakukan secara terorganisir. Maka dari hal itu, tindakan ini menjadi peluang bagi masyarakat awam untuk berpartisipasi dalam ruang politik publik. Pada dasarnya gerakan sosial sering timbul sebab adanya pertikaian politik. Dalam bukunya, Tilly menyebutkan gerakan sosial muncul di Inggris dan Amerika akibat adanya pertikaian politik, baik karena perang, parlementerisasi, kapitalisasi, dan proletarisasi. Dari masalah tersebut akan mendorong masyarakat untuk membentuk asosiasi-asosiasi sebagai bentuk partisipasi mereka di publik dengan bekal di antaranya niat, organisasi, mobilisasi, tindakan kolektif, dan kesempatan sehingga gerakan sosial menegaskan kedaulatan rakyat. Gerakan sosial paling umum dalam pertikaian politik modern yang kita tahu saat ini adalah demonstrasi. 

Teori gerakan sosial sendiri menekankan tiga elemen utama, yakni repertoar aksi kolektif (cara dalam membuat klaim kolektif seperti demonstrasi, petisi, pemogokan, dan digunakan oleh para aktor di dalamnya), kesempatan politik atau meliputi kondisi yang mendorong aksi kolektif itu, serta identitas kolektif (kesadaran bersama dalam mencapai tujuan dari aksi kolektif tersebut). Selain itu, gerakan sosial muncul dari konsekuensial dari kampanye sebagai wujud berkelanjutan atau upaya umum yang diselenggarakan dalam membuat klaim kolektif otoritas yang ditargetkan, repertoar asosiasi (partisipan yang membentuk asosiasi), dan representasi diri publik meliputi kelayakan, persatuan, jumlah dan komitmen partisipan aksi kolektif itu. Seperti yang telah disebutkan gerakan sosial muncul akibat ketidakpuasan rakyat, lalu berkembang karena adanya proses mobilisasi sumber daya, koordinasi strategi, dan negosiasi dengan otoritas, serta berubah seiring dengan perubahan repertoar, kesempatan politik, dan identitas kolektif yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Ketiga tahap tersebut terjadi seiringan dengan waktu dan tempat di mana gerakan sosial tersebut.

Di era digital ini, teknologi semakin canggih juga telah mendorong perubahan gerakan sosial. Terdapat dua kesimpulan dalam bukunya, Tilly menyebutkan saat ini gerakan sosial dapat dikoordinasikan dengan komunikasi elektronik yang jangkauannya dapat secara internasional, lalu komunikasi elektronik menghubungkan para aktivis gerakan sosial secara selektif baik lintas negara maupun di dalam negara. Jadi, dari pernyataan tersebut teknologi mendorong masifnya peluang masyarakat dalam melakukan gerakan sosial. 

Demikian pemaparan mengenai teori gerakan sosial menurut Charles Tilly, yang di mana beliau merupakan Bapak Pendiri Sosiologi abad ke-21 menurut Adam Ashforth. Charles Tilly lahir pada tanggal 27 Mei 1929, di Lombard, Illinois, Amerika. Beliau menempuh pendidikan di Universitas Harvard tahun 1950 dan memperoleh gelar doktornya di bidang sosiologi pada tahun 1958. Dasar-dasar pemikirannya nampak dalam 51 buku serta lebih dari 600 artikel ilmiah. Beliau juga seorang ilmuwan politik, sejarawan terkemuka yang sering mengkaji hubungan masyarakat dan politik. Tilly pernah menjadi asisten Pitirim Sorokin bersama Talcott Parsons dan George C.Homans. Latar belakang sosial di Amerika sendiri, pada saat Tilly hidup banyak mempengaruhi pemikirannya yang salah satunya mengenai teori gerakan sosial. Tilly menjadi dosen di beberapa universitas termasuk Universitas Michigan, dan Universitas Colombia. Beliau tutup usia pada 29 April 2008, tepatnya ketika beliau berumur 78 tahun karena penyakit limfoma.

Bibliography:

Tilly, Charles. (1977). Social Movements 1977-2004. London: Paradigm Publisher.

Boix, C., Stokes, S. C., & Asnawi, A. (2021). Pertikaian Politik dan Gerakan Sosial: Handbook Perbandingan Politik. Nusamedia.

Martin, Douglas. (2008). Charles Tilly, 78, Writer and a Social Scientist, Is Dead. Diakses pada 22 Oktober 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun