Mohon tunggu...
Dwiagustriani Akhmad
Dwiagustriani Akhmad Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Semaput di Dunia Fantasi

28 November 2011   16:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selanjutnya Tornado dan Histeria. Saya paling suka permainan ini. Menantang adrenalin. Sebelum naik wahana, seluruh tubuh disugesti untuk kuat. Setelah selesai main, berjalan sedikit bangga karena telah berhasil mencobanya. Telah menjadi salah satu orang yang mencoba diantara orang-orang yang tidak berani mencoba seperti suamiku.

Selebihnya kami memilih berjalan-jalan keliling area Dufan. Mencoba Rumah kaca yang sedikit bikin bingung atau mencoba Rumah Miring yang sama memusingkannya. Aku masih ingin mencoba satu permainan lagi. Namun Arung Jeram dan Niagara-garanya masih penuh antrian meski sudah sore.

[caption id="attachment_145279" align="aligncenter" width="448" caption="mencoba permainan Hysteria"][/caption]

Untungnya permainan Cora-Cora yang berupa kapal berayun tampak kosong. Aku mencoba permainan ini. Pilih paling ujung, buritan atau haluannya. Karena disanalah sensasi ayunannya yang paling seru. Wuih serasa naik ayunan gede. Posisi paling menyeramkan adalah saat posisimu tegak. Seluruh kakimu ngerem. Menahan supaya tidak jatuh dan tanganmu berpegang kuat. Petugasnya iseng menambah durasi waktu mesinnya berjalan. Pusing bener jadinya. Kalo dibayangkan secara komikal saat kapal berayun ke kiri atas kemudian ke kanan atas maka kamu tidak sadar ketika telah berada di titik terendah mata dan otakmu tertinggal di titik tertinggi.

Satu yang tak ingin aku coba, ontang-anting. Kursi yang melayang dan berputar. Mengapa? Tak ada pengaman yang memadai. Hanya besi sepanjang siku yang menahanmu dari tempat duduk. Aku lebih berani menaiki tornado dengan pengaman yang benar-benar melekatkan diri dengan kursi.

Demikianlah jalan-jalanku ke Dufan. Anyway, mengapa aku mencoba semua permainan itu. Ada beberapa alasan. Pertama, kalo nanti tiba-tiba dapat hadiah jalan-jalan ke Disneyland di Florida misalnya, roller coasternya lebih menyeramkan lagi. Hitung-hitung ini sebagai latihan. Kedua, ngetes ada penyakit jantung atau tidak. Supaya nanti kalo ada permainan adrenaline yang lebih seru berani buat ikut. Salah satu mimpiku adalah main bungee jumping. Wuiiihhhh...keren kan. Ketiga, selagi masih muda coba aja semua. Nanti kalo tua sudah mulai takut coba. Tapi kan sudah pernah coba. Jadi setidaknya sudah tahu rasanya. Keempat, sudah bayar mahal-mahal masa nda coba. Bodoh banget.

Pulangnya seluruh badanku serasa retak. Sakit semua. Tapi kalo bulan depan ke sana lagi, pasti aku bakal coba lagi semua permainan itu. Hihihihi. Setidaknya, nanti kalo anak-anakku sudah besar dan meminta ditemani untuk permainan adrenaline itu aku bisa menemaninya. Karena aku yakin ayahnya takkan menemaninya melakukannya. Hihihi...

Bone, Sulsel, 28 November 2011

[caption id="attachment_145280" align="aligncenter" width="336" caption="berpose sebelum pulang"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun