Mohon tunggu...
Dwi Agustina
Dwi Agustina Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sepanjang Hayat

Alumni Pendidikan Masyarakat - Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Instagram : dwiia33 Berlisensi Metode Baca AHE, Hitung ASE dan Brainy English.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menuju Kebahagiaan Lebaran: Melepas Beban Belanja Baju Baru

19 Maret 2024   19:42 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:49 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lebaran telah lama menjadi momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang, di mana ritual belanja untuk mendapatkan pakaian baru telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi tersebut.

Namun, apakah belanja baju baru benar-benar menjadi kunci kebahagiaan dalam merayakan Lebaran? Memang, tak dapat disangkal bahwa memiliki pakaian baru bisa memberikan rasa percaya diri dan kebanggaan saat bertemu dengan keluarga dan teman-teman. Namun, apakah hal ini benar-benar menjadi esensi dari Lebaran?

Mari kita pikirkan secara lebih dalam. Lebaran sejatinya adalah tentang kebersamaan, penerimaan, dan kebahagiaan bersama orang-orang terkasih. Kebahagiaan sejati tidak selalu diukur dari seberapa banyak pakaian baru yang kita miliki, tetapi lebih pada hubungan yang kita bangun dengan orang-orang di sekitar kita.

Mengapa kita harus membebani diri dengan stres memilih pakaian baru, menimbang harga dan tren terbaru, ketika sebenarnya momen Lebaran adalah tentang merayakan kebersamaan dan kerukunan? Bukankah lebih berharga jika kita fokus pada aspek-aspek ini daripada hanya pada tampilan fisik belaka?

Lebaran adalah kesempatan bagi kita untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain, termasuk mereka yang mungkin kurang beruntung. Sebagai gantinya untuk fokus pada belanja pakaian baru, mengapa tidak kita salurkan energi dan sumber daya kita untuk membantu mereka yang membutuhkan? Inilah inti dari kebahagiaan sejati: memberi, menerima, dan merayakan cinta bersama-sama.

Dengan melepaskan beban belanja baju baru, bukan berarti menghilangkan kegembiraan dalam merayakan momen ini.  Sebaliknya, kita juga membuka pintu bagi pengalaman Lebaran yang lebih beragam dan kreatif. Daripada hanya terfokus pada pakaian, kita bisa memikirkan cara-cara baru untuk merayakan dan memperkaya pengalaman Lebaran kita. 

Misalnya, kita bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dalam kegiatan yang bermakna, seperti berkumpul bersama keluarga dan teman-teman, berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan, atau merenungkan makna sejati dari Lebaran.


Selain itu, melepas beban belanja baju Lebaran juga dapat memberikan dampak positif pada lingkungan. Produksi pakaian baru secara massal telah menjadi salah satu penyebab utama polusi dan kerusakan lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi pakaian baru, kita dapat membantu mengurangi jejak karbon dan mendukung gerakan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. 

Tentu saja, melepas beban belanja baju Lebaran bukanlah keputusan yang mudah bagi banyak orang. Namun, dengan sedikit kesadaran dan kemauan untuk mengubah pola pikir, kita bisa memulai perubahan menuju Lebaran yang lebih bermakna. 


Selain itu, kita juga dapat memperluas definisi tentang "baju baru". Baju baru tidak selalu harus berarti pakaian yang baru dibeli dari toko. Mungkin ada pakaian atau aksesori yang sudah lama kita miliki tapi jarang kita gunakan. Mengapa tidak memberi mereka kesempatan untuk bersinar di hari Lebaran? Melalui kreativitas dan inovasi, kita dapat menemukan cara untuk menyegarkan penampilan kita tanpa harus membeli pakaian baru setiap tahunnya.

Lebaran juga merupakan waktu yang tepat untuk mengekspresikan identitas dan keunikan kita melalui pakaian. Daripada hanya mengikuti tren mode terbaru, mengapa tidak menciptakan gaya pribadi yang mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan diri  yang lebih dalam karena kita merasa benar-benar menjadi diri  sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun