Mohon tunggu...
Dwi Agustina
Dwi Agustina Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UPI 2017

Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UPI 2017 Aktif di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Patrakomala Ujungberung, Bandung I Instagram : dwiia33 I “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain"

Selanjutnya

Tutup

Diary

Krisis Konsep Diri

14 Januari 2021   10:38 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:40 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lingkungan sosial yang berbeda akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Hal ini yang akan menarik seseorang untuk mengubah diri mengikuti tuntutan lingkungan dan zamannya. Hal tersebut sependapat dengan yang dijelaskan oleh (Santrock, 2005) bahwa Konsep diri adalah gambaran penuh dari diri manusia, konsep diri adalah apa yang kita percaya tentang siapa kita gambaran total tentang kemampuan dan sifat kita (Santrock, 2005). Begitu pula dalam pandangan Rongers (1961) Konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya dalam kaitannya dengan orang lain dan lingkungannya, persepsi individu tentang kualitas nilai dalam hubungannya dengan pengalaman dan obyek, tujuan dan cita-cita yang dianggap memiliki nilai positif dan negative.

Di  negeri ini masih banyak yang belum memahami dirinya sendiri. masih banyak kebingungan tentang siapa diri ini?, bagaimana menata tujuan hidup, bagaimana mengkonsep diri agar bisa mengarahkan tujuan hidup, apa yang akan dicari dan bagaimana cara mengimplementasikannya?.

Kita memang tidak bisa mengisolasi diri dari kemajuan zaman dan teknologi. Sekalipun westernisasi sudah secara terang-terangan masuk dan diterima baik oleh masyarakat, akan tetapi janganlah terlalu terlena menikmati sajian tersebut terutama dalam hal food, fashion dan fun. Pilahlah yang sekiranya bermanfaat. Karena memang tidak semua bentuk westernisasi itu buruk.

Namun, pada kenyataannya kita terlalu terlena sehingga secara tidak sadar sedikit demi sedikit mengikis Kultural Negara Indonesia.  Begitu pesatnya krisis identitas seperti halnya narkoba sudah menjadi hal yang sangat biasa, sexs bebas sudah merajalela, tawuran anak sekolah yang semakin membabi buta dan kenakalan remaja yang makin menjadi-jadi.

 

Dimana konsep diri ini?

Begitu mirisnya kemerosotan konsep diri dan identitas moral saat ini. Saat kita lebih memillih budaya asing dibandingkan budaya di negaranya sendiri. Lebih percaya diri dengan produk luar negeri dibandingkan produk negeri sendiri.  Kita yang kurang percaya dengan kemampuan yang kita miliki. Padahal seharusnya kita tidak boleh melemahkan diri. Karena Tuhan telah memberikan banyak berbagai kemampuan agar bisa menaikan kualitas diri. akan tetapi, masih banyak tidak percaya diri dengan apa yang dimiliki dan cenderung kurang mengempakkan sayap untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, maka dari itu pantas saja kecil sekali presentasi untuk kita bisa melaju lebih tinggi lagi.

Penulis 

Dwi Agustina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun