Mohon tunggu...
Dwi Aditya Herfiansyah
Dwi Aditya Herfiansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Senang menulis dan berkarya #dirumahaja

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Membedah 6 Skill Vital Social Media Analyst di Era 2025: Dari Pembaca Data ke Penentu Strategi

20 Januari 2025   11:34 Diperbarui: 20 Januari 2025   11:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar di ambil dari concepto05.com

Pernah ga sih kepikiran, gimana caranya Netflix tau kalau kita bakal suka film yang mereka rekomendasikan? Atau kenapa tiba-tiba feed Instagram kita dipenuhi konten yang somehow selalu pas dengan apa yang kita butuhkan? Di balik semua 'keajaiban' digital ini, ada sosok yang jarang dilirik tapi super penting: para Social Media Analyst.

Kenapa Social Media Analyst Makin Crucial di 2025?

Bayangkan Social Media Analyst seperti penerjemah bahasa alien. Mereka mengubah jutaan data yang tampak random - dari likes, shares, komen, sampe waktu scroll - jadi insight yang bikin bisnis bisa grow. Di 2025, berdasarkan sumber dan data yang telah di kumpulkan oleh Teal Team skill mereka bakal makin vital. Kenapa? Karena dunia digital makin kompleks, dan bisnis butuh 'penerjemah' yang bisa bikin sense dari semua data ini.

1. Data Storytelling: Bikin Data "Ngomong"

Data tanpa cerita itu kayak makanan tanpa bumbu - hambar dan susah dicerna. Social Media Analyst 2025 harus jago bikin data 'bercerita'. Bukan cuma ngurusin angka dan grafik, tapi bisa jelasin "Kenapa engagement post A naik 200% sedangkan post B malah turun?" dengan cara yang bikin semua orang - dari CEO sampe intern - paham dan tertarik.

Saya pernah ketemu seorang analis yang presentasinya bikin meeting 2 jam kerasa kayak nonton Netflix series. Dia ga cuma nunjukin grafik naik turun, tapi nyeritain "petualangan" brand-nya di dunia digital dengan plot twist yang bikin semua orang di ruangan terpaku.

2. Predictive Analytics: Punya "Mata Ketiga" Digital

Di 2025, analis ga cuma ngurusin "apa yang udah terjadi" tapi juga harus bisa prediksi "apa yang akan terjadi". Kayak meteorolog digital, mereka harus bisa baca tanda-tanda tren sebelum tren itu booming.

Skill ini ga cuma modal tools canggih. Perlu intuisi yang diasah dari pengalaman dan kemampuan menghubungkan dot-dot yang kadang keliatan ga nyambung. Misalnya, ngeliat spike di mention kata "aesthetic" di Twitter bisa jadi tanda buat brand kosmetik buat siap-siap bikin produk dengan packaging vintage.

3. Cross-Platform Intelligence: Master of All Platforms

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun