HARUS diakui secara jujur bahwa kini kejujuran adalah barang mewah yang langka. Sadar atau tidak, kita sering mengingkari suatu pengakuan. Acap kali sikap dan gestur tubuh kita mengungkapkan kepura-puraan. Sandiwara sering mengemuka dan merajai.
Kejujuran dipendam dalam-dalam. Mengakui kehebatan lawan pun, secara lahiriah, mungkin saja terwujud, tetapi selalu saja ada sesuatu yang tersembunyi. Mengucapkan selamat atas keberhasilan baik kawan maupun lawan, mungkin hal biasa dan bisa dilakukan dengan mudah dan bahkan mungkin menjadi spontanitas. Tapi, sadar atau tidak akan selalu ada gejolak.
Saya tidak ingin mengatakan tidak ada kejujuran di dunia ini. Faktanya adalah, selalu saja ada yang tersembunyi. Selalu ada yang tak terungkap. Selalu ada yang tersimpan.
Apapun yang hendak kita ungkapkan, sampaikan, wujudkan, selalu ada yang kurang. Yah, manusia memang tempat salah, khilaf, dan dosa. Dan yang pasti adalah manusia memiliki motif.Motif menggerakkan manusia untuk melakukan sesuatu.
Saya hanya ingin jujur. Dengan begini, saya belajar mengasah, pengakuan dan kejujuran. Toh, ada slogan, Berani Jujur, Hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H