Suatu siang yang terik, terjebak macet di dalam angkot yang penuh sesak adalah pengalaman yang melelahkan. Aroma mesin kendaraan membuat saya mual. Ditambah keringat para penumpang lain menguap membuat kepala kian pening.
Jendela kaca angkot sudah digeser hingga terbuka lebar. Sayangnya bukan udara segar yang masuk, melainkan asap kenalpot kendaraan lain yang berada di sisi kanan-kiri depan-belakang angkot yang kami tumpangi.
Seorang remaja putri berseragam putih abu-abu yang duduk persis di sebelah saya mengeluarkan sesuatu dalam ranselnya. Sepasang mata saya mengikuti gerak tangannya.
Loh, kok, minyak kayu putih Cap Lang? Saya membatin dalam hati.
Kayu putih Cap Lang mengingatkan kecil dulu. Ibu selalu mengusapkan minyak kayu putih Cap Lang ke punggung dan badan saya setelah mandi.
Setelah berkeluarga dan punya anak, kebiasaan itu masih saya teruskan. Sehabis mandi, saya melumuri badan anak-anak dengan minyak kayu putih Cap Lang. Apalagi bila anak-anak sedang sakit, saya memijat mereka dengan minyak kayu putih Cap Lang.
Tapi, remaja itu, untuk apa bawa kayu putih Cap Lang? Eh... kok, tutup botol kayu putih Cap Lang yang di bawanya berwarna merah? Saya terus memerhatikannya.
Sambil memicingkan mata, saya berusaha keras membaca tulisan pada kemasan botol yang dipegangnya. O... ternyata Minyak Ekaliptus Kayu Putih Aromatherapy Rose, produk inovasi terbaru dari Cap Lang.
Tangan lentiknya dengan cekatan membuka tutup botol, menuangkan beberapa tetes ke telapak tangan kemudian menggosok kedua telapak tangannya. Selanjutnya telapak tangan berlumur minyak kayu putih tadi dioleskan ke leher bagian belakang dan kedua pergelangan tangannya.
Oh, begitu ya cara lain menggunakan  minyak kayu putih Cap Lang, lagi-lagi saya membatin.
Hmmm... aroma lembut Kayu Putih Aromatherapy Rose Cap Lang memenuhi angkot yang padat. Saya ikut merasakan  kesegarnya. Penat, pusing, dan mual seakan ikut terobati.
