Mohon tunggu...
Dwi Noer
Dwi Noer Mohon Tunggu... lainnya -

" Learn and Grow "

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjamah Keperawanan & Pesona Pantai Malang Selatan

10 September 2013   22:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:04 3970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Lombang di Sumenep menjadi pantai terakhir yang kami kunjungi beberapa waktu lalu. Tak terasa beberapa bulan telah berlalu sejak perjalanan kami menjelajah ujung timur Pulau Madura. Kerinduan kami untuk menjelajah bersama kembali muncul. Agenda pun kami rencanakan. Lokasi dan waktu kami tentukan bersama. Akhirnya kami memutuskan untuk menjelajah beberapa pantai di kawasan Malang Selatan.

Menurut informasi yang kami dapat, kawasan Malang Selatan mempunyai banyak pantai yang masih tersembunyi. Pesona serta keindahan pantai-pantai tersebut masih sangat alami karena belum banyak yang menjamah. Dan itulah yang kami cari.

Lewat pukul 12 malam, kami ber-sembilan berkumpul di kawasan Blimbing, Malang. Kawan-kawan yang sebagian besar bertempat tinggal di sekitaran Sidoarjo dan Surabaya baru saja sampai. Setelah istirahat sejenak kami segera menyiapkan perlengkapan dan bersiap untuk berangkat. Jalanan yang sepi ditambah harapan bisa meyaksikan sunrise di pantai menjadi alasan kami memilih perjalanan malam hari.

Jam satu dinihari kami berangkat bersama. 9 orang, bersama 9 motor kesayangan dengan satu tujuan malam itu. Hari itu kami akan berburu pantai perawan. Semoga saja masih tersisa ‘perawan’ di bumi Malang Selatan.

~ Pantai Sipelot

Pantai Sipelot menjadi tujuan kami yang pertama. Pantai ini terletak di sebelah selatan kota Dampit, tepatnya di Desa Pujiharjo Kab. Malang. Dalam kondisi normal diperlukan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan dari kota Malang untuk sampai di sana. Akses jalan dari Malang menuju Dampit terbilang cukup bagus. Sepanjang perjalanan dari Malang hingga Dampit, kami dimanjakan jalan yang mulus.

Setelah keluar Dampit kondisi jalan mulai berubah. Jalan menuju pantai cukup sempit dan berkelok-kelok. Di beberapa titik, kondisi jalan ada yang rusak cukup parah. Ditambah lagi dengan minimnya penerangan di sepanjang jalan. Namun kami masih bisa menikmati semua itu, saat itu kami belum sadar jika hari itu akan ada rintangan lebih besar yang akan kami temui.

Pukul setengah empat pagi kami sampai di pantai Sipelot. Suara deburan ombak yang cukup keras menyambut kedatangan kami. Keindahan Sipelot masih belum bisa kami nikmati saat itu. Pesonanya     masih tertutup gelapnya malam yang baru akan beranjak beberapa waktu lagi.

Beberapa kawan memilih istirahat sambil menunggu sunrise tiba. Yang lain memilih mencari mushola untuk menunggu subuh. Di saat yang sama beberapa nelayan setempat juga mulai terlihat memulai hari bersama perahu mereka.

[caption id="attachment_286992" align="aligncenter" width="458" caption="_menjelang matahari terbit di pantai Sipelot_"][/caption]

_Perkiraan kami ternyata keliru. Momen matahari terbit tak dapat kami saksikan dengan sempurna. Posisi matahari terbit terhalang sebuah bukit di sebelah timur pantai. Sedikit kecewa sebenarnya, tapi tak apalah. Toh, pesona pantai ini menawarkan keindahan tersendiri.

[caption id="attachment_286994" align="aligncenter" width="459" caption="_deburan ombak Sipelot cukup besar_"]

1378784152486520968
1378784152486520968
[/caption]

Bersama dengan mulai meningginya matahari, keindahan Sipelot juga mulai terlihat. Pantai ini berbentuk seperti teluk. Pasirnya berwarna kecoklatan. Posisinya diapit oleh dua buah bukit dengan pepohonannya yang rimbun. Ombaknya sangat deras, khas ombak-ombak pantai laut Selatan.

[caption id="attachment_287005" align="aligncenter" width="524" caption="_pasir pantai yang berwarna kecoklatan_"]

[/caption]

Terdapat cukup banyak sampah di sekitar pantai. Namun sampah-sampah di sini merupakan sampah alami. Kebanyakan merupakan sampah-sampah dari buah kelapa dan sisa-sisa pohon.

[caption id="attachment_287010" align="aligncenter" width="491" caption="_sepanjang pantai_"]

13787858231632851781
13787858231632851781
[/caption] [caption id="attachment_287050" align="aligncenter" width="367" caption="_seekor kepiting yang terdampar di pantai_"]
13787924981791231667
13787924981791231667
[/caption]

Sebuah Muara

Di pantai ini terdapat sebuah muara yang merupakan pertemuan antara laut dan sungai. Muara tersebut terletak di sisi timur pantai.

[caption id="attachment_287011" align="aligncenter" width="574" caption="_muara di sisi timur pantai_"]

[/caption] [caption id="attachment_287012" align="aligncenter" width="574" caption="_di sebelah kanan laut, di sisi kiri sungai_"]
13787861051106398079
13787861051106398079
[/caption] [caption id="attachment_287013" align="aligncenter" width="574" caption="_diantara pasir, air laut, dan sungai_"]
1378786197985145956
1378786197985145956
[/caption]

Menurut saya , muara ini merupakan salah satu titik yang paling menarik dari Sipelot. Terlebih jika menikmatinya menjelang matahari terbit. Pemandangan alamnya sangat memesona.

[caption id="attachment_287014" align="aligncenter" width="574" caption="_warga setempat yang bermain di muara bersama anak-anaknya_"]

13787862511334718035
13787862511334718035
[/caption] Menjelang tengah hari kami beranjak meninggalkan Sipelot. Pantai lain yang berada di seberang bukit telah menunggu kedatangan kami.

~ Pantai Lenggosono

Pantai kedua tujuan kami hari itu berada di balik bukit sebelah barat pantai Sipelot. Lokasinya berada di luar desa Pujiharjo, masuk wilayah desa Purwodadi. Warga di sana menamai pantai ini dengan nama “Lenggosono”.

Perjalanan mencapai pantai ini cukup memberi sensasi tersendiri. Tanjakan dan turunan tajam banyak kami temui sepanjang jalan. Untungnya jalan yang kami lalui sudah berupa jalan aspal dan beton. Dihiasi pohon cengkeh, kopi dan pemandangan alam yang indah di kanan kiri jalan membuat kami cukup menikmati perjalanan tersebut. Semakin dekat dengan pantai kondisi jalan berubah. Jalan berbatu dan berlumpur menyambut kami. Beruntung itu tak lama, sekitar jam satu siang kami tiba di pantai Lenggosono.

[caption id="attachment_287015" align="aligncenter" width="574" caption="_pantai Lenggosono dengan ombaknya yang tenang_"]

13787864971367461206
13787864971367461206
[/caption]

Pesona dan keindahan pantai ini tidak kalah dengan pantai Sipelot. Kondisinya benar-benar masih alami. Salah satu kelebihannya pantai ini, ombaknya cenderung lebih tenang jika dibandingkan dengan Sipelot.

[caption id="attachment_287017" align="aligncenter" width="574" caption="_pantai Lenggosono dengan ombaknya yang tenang_"]

1378786867980354076
1378786867980354076
[/caption]

Sayangnya kami tak bisa berlama-lama di sana. Sebelum hari beranjak gelap masih ada satu pantai lagi yang masuk dalam daftar rencana untuk kami jelajah. Lokasi pantai ini cukup tersembunyi dan jalan menuju ke sana lebih sulit dibandingkan 2 pantai sebelumnya. Warga di sana menyebutnya pantai Bolu-Bolu.

~ Pantai Bolu-Bolu

Kami memulai perjalanan ke Bolu-bolu sekitar jam 2 siang. Beberapa kali kami bertanya kepada warga untuk memastikan benar tidaknya jalan yang kami lalui menuju pantai Bolu-Bolu. Awal perjalanan, kami disambut jalan-jalan sempit melalui beberapa pematang sawah. Disambung dengan sebuah sungai membentang di depan. Untungnya sungai itu tidak terlalu dalam dan aliran airnya tidak terlalu deras. Kami masih bisa melaluinya, meski tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun