Di tepian sungai hiduplah seekor katak pohon dan kura-kura darat. Keduanya sering kali bertemu untuk sekadar mengobrol. Kadang kala seekor berang-berang ikut bergabung bersama mereka.
Si katak pohon dikenal sangat sombong. Dia suka melompat dari satu pohon ke pohon lain hanya untuk memamerkan keahliannya. Sesekali si katak pun mengolok-olok kura-kura, " Kau pingin lincah seperti aku? Keluar dulu dari tempurung kau itu!"
Setiap kali melihat tingkah si katak atau mendengar ejekannya, kura-kura menjadi rendah diri dan membenci tubuhnya. Berbeda dengan katak pohon yang langsing dan gesit, tubuhnya gendut dan tertutup tempurung yang sangat keras. Â
"Kenapa sih, aku diciptakan begini? Gara-gara tempurung ini, aku nggak bisa selincah katak pohon. Uuuh! Jangankan lompat, jalan aja aku lambat," keluhnya kepada berang-berang.
"Jangan sedih kawan! Tuhan pasti punya maksud baik!" kata berang-berang yang baik hati dan selalu memberikan semangat. Â
Namun kura-kura tetap merasa kesal. Dia tahu meskipun tidak sombong seperti katak pohon, berang-berang sungai juga sangat lincah dan atraktif. Berang-berang sungai bisa meluncur dan menyelam ke dasar sungai dalam hitungan detik.
***
Suatu hari dalam mimpinya kura-kura bertemu malaikat. Segera saja dia mengeluh tentang tempurungnya.
"Kura-kura, tempurungmu adalah rumah sekaligus tameng yang akan melindungimu dari ancaman bahaya!" kata malaikat menjawab keluhan si kura-kura.
"Ah, aku sudah hidup 10 tahun, tapi nggak ada bahaya apa-apa!" kura-kura bersikeras.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!