Anggi apa kabar pernikahanmu yang ketiga? Maaf bila kami tak hadir dalam pestamu yang bertabur bunga. Jangan marah sayang, pandemi yang garang telah menghalangi kami datang. Walaupun begitu, sesungguhnya kami sedikit meragu. Khawatir dirimu meminta cerai lagi.
Masih lekat ingatan kami saat hadir di pernikahanmu yang kedua. Cendera mata pernikahanmu kami simpan rapi, penanda doa agar abadi janji nan suci. Namun, belum lagi suvenir itu berdebu, kaukirim kabar yang membuat kami termangu. Katamu, perkawinan yang baru seumur jagung itu hanyalah kebahagiaan semu.
Kamu bilang lelakimu kurang romantis, tak ada cinta dua sejoli yang manis. Kami hanya terpana mendengarnya. Lupakah kamu tentang curahan hatimu sebelum akad digelar? Saat itu kita berlima bercengkerama di sebuah kafe ternama. 'Bulshit itu cinta! Aku tak perlu cinta, yang penting suamiku berharta'. Begitu serumu seperti gendang bertalu-talu.
Di awal perkawinan kamu selalu berkisah tentang bahagiamu. Cerita tentang rumah megah, mobil mewah, dan harta berlimpah. Tak masalah menikah tanpa cinta karena kamu dapatkan bahagia di luar sana. Setiap masalah menghampiri, cukup datangi mal, salon, atau spa. Semua itu sesuai harapanmu.
Kami mafhum karena kamu sungguh trauma dengan pernikahan pertama. Katamu cinta sejati tak mampu bertahan tanpa dukungan harta, pangkat, dan jabatan. Kala itu kamu bilang ketiadaan acapkali memicu pertikaian. Masalah kecil membesar, terus membesar membakar amarah. Kamu menggugat, dan perceraian pun tak terelakkan.
Dalam mahligai rumah tanggamu, kami ini ibarat para tamu. Semua adalah tanggung jawabmu dan pasanganmu. Jadilah lebih penyabar. Tumbuhkan cinta dan pengertianmu. Lupakan berfokus pada harta dunia. Temukan arti kasih sejati yang dulu pernah kaumiliki. Kasih yang lemah lembut dan rela berkorban. Jangan bercerai lagi, Anggi! Â Â
Beginilah kami sahabatmu hanya bisa berkata bijaksana. Tanda sayang padamu seorang. Abaikan saja bila kamu tak suka. Bagaimanapun kami kan tetap panjatkan doa. Berharap rumah tanggamu bahagia di mana pun berada. Itulah pinta kami pada Sang Mahakasih.
Depok, 7 September 2020
Salam dari sahabatmu, Dwi Klarasari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H