Bagi sosok perempuan tangguh yang tak pernah lupa bersyukur ini, usaha kulinernya bukan sekadar hobi, tetapi telah menjadi jalan rezeki bagi keluarganya. MB Catering juga tidak hanya menjadi sarana aktualisasi diri, tetapi sekaligus berdaya juang menghidupi keluarganya dan memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Perjalanan MB Catering: dari PIRT sampai Sertifikat Halal Â
Sebelum merintis jasa katering, selama tujuh tahun Wiwin sudah menekuni pembuatan dan penjualan makanan kecil, terutama stik keju (cheese stick) dan aneka kue kering (nastar, putri salju, kastengel, dll.). Penjualan makanan kering yang dilabeli "Rumah Nastar mama Bimbim" awalnya hanya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Namun, ketika suaminya berhenti dari pekerjaan, keinginan untuk lebih serius menekuni usaha kuliner semakin kuat. Dengan dukungan penuh sang suami, Wiwin memutuskan untuk memperluas usaha kulinernya dengan membuka layanan katering.
Tidak ada modal khusus. Modal awal yang utama adalah keterampilan Wiwin mengolah aneka masakan. Sementara peralatan yang digunakan hanya sejumlah alat masak yang ada di dapur rumahnya.
Mula-mula MB Catering melayani katering harian untuk keluarga yang tinggal di seputar Depok. Berawal dari 1-2 keluarga pelanggannya berkembang hingga mencapai 10 keluarga. Wiwin bersama suaminya bahu-membahu mengerjakan pesanan katering tersebut tanpa bantuan siapa pun.
"Pesanan rutin adalah katering harian rumahan. Setiap hari kami melayani rata rata 5-10 rumah. Makanan harus kami kirim sebelum waktu makan siang. Yang belanja saya, yang masak juga saya sendiri. Suami saya bagian pengiriman," jelas Wiwin menggambarkan kesibukannya sehari-hari. Â
Perlahan tapi pasti, MB Catering terus berkembang. Kemudian hari, selain katering harian untuk keluarga MB Catering juga melayani pesanan nasi kotak, hantaran, tumpeng hingga membuka layanan katering prasmanan untuk pesta atau perayaan besar lain. Â
Dari keuntungan yang diperoleh sedikit demi sedikit MB Catering menambah asetnya tanpa berutang ke bank-semua dibeli secara tunai. Wiwin mengaku telah berinvestasi dengan membeli sejumlah peralatan, seperti oven gas, kompor gas semawar, piring, dan berbagai alat prasmanan.Â