Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Kebahagiaan

18 Agustus 2020   23:18 Diperbarui: 18 Agustus 2020   23:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah, kamu mah selalu hepi ndak punya beban hidup seberat aku! Bagaimana jika tiba-tiba seorang teman mengatakan demikian, sementara Anda tengah mengalami keterpurukan-hanya saja tak pernah berbagi di medsos? Sebaliknya, si teman yang senantiasa berbagi "kebahagiaan" di medsos tersebut justru mengeluh tidak bahagia.

Kesenangan dan ketenteraman hidup lahir maupun batin dikatakan sebagai kebahagiaan. Kebahagiaan juga menjadi ekspresi ketika segala yang kita harapkan terwujud; atau ketika kita mendapatkan rezeki, keberuntungan, kesuksesan, atau senantiasa dalam kondisi sehat.

Namun, pada dasarnya kebahagiaan itu bersifat relatif karena setiap orang memiliki ukuran yang berbeda. Ada satu quote bagus dari Michaael Josephson, penulis buku The Power of Character, perihal kebahagiaan yang sangat menginspirasi. Begini bunyinya:

"To the barefoot man, happiness is a pair of shoes. To the man with old shoes, it's a pair of new shoes. To the man with new shoes, it's more stylish shoes. And of course, the fellow with no feet would be happy to be barefoot. Measure your life by what you have, not by what you don't."  ~ Michael Josephson  

Harus diakui banyak orang-termasuk saya dan teman dalam percakapan di atas-cenderung merasa tidak bahagia  karena tidak memiliki sesuatu yang dipunyai orang lain. Sesuatu yang ada di luar sana itu boleh jadi belum mampu dibeli/diraihnya atau sama sekali tidak mungkin dimilikinya karena satu dan lain hal.

Tidak sedikit orang berupaya sangat keras meraih apa yang belum dipunyai, tetapi lupa bersyukur dan mengekspresikan rasa bahagia atas berkat-Nya yang sudah diterima.

Setelah lama merenung, ternyata saya pun kerap bersikap serupa si teman-mengukur hidup dengan apa yang tidak saya miliki. Kesimpulannya, kita harus lebih sering bersyukur agar semakin bahagia.

Depok, 18 Agustus 2020

Salam bahagia Dwi Klarasari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun