Haruskah penggemar drama Korea (drakor) menyukai kimchi?
Tentu saja jawabannya 'TIDAK'! Ya, karena ketertarikan seseorang terhadap film tidak identik dengan kesukaannya pada objek yang disajikan di film tersebut, dalam hal ini makanan. Penggemar film Hollywood belum tentu menyukai hot dog atau burger yang kerap kali menjadi santapan para tokohnya.
Demikian halnya bila seseorang menonton drama Korea yang sering menampilkan adegan para tokoh sedang membuat atau menyantap kimchi.Â
Makanan fermentasi ini boleh dibilang menjadi bagian tak terpisahkan dari drama berlatar budaya Korea (Korea Selatan, utamanya). Seperti diketahui makanan dengan rasa asam pedas ini merupakan salah satu makanan khas Korea yang konon telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Saya yang cukup sering menonton drama dari Negeri Ginseng, pun awalnya tak terlalu peduli, bahkan hanya menganggap kimchi sebagai pelengkap adegan. Seperti halnya bila melihat drama lokal yang menyajikan adegan pemain menikmati nasi goreng, soto, ketoprak, gudeg, atau makanan khas Indonesia lain.
Suatu hari seorang teman yang sedang menggalakkan makan makanan sehat berbagi testimoni perihal kimchi. Katanya, kimchi memiliki kandungan probiotik yang berguna meningkatkan imunitas.Â
Tak lupa dia pun mempromosikan betapa mudah membuat asinan ala korea itu. Iming-iming makanan sehat yang mudah dibuat seketika membuat saya tertarik.
Selain berbekal testimoninya, saya juga berburu resep kimchi dari berbagai laman. Ada banyak sekali jenis kimchi; konon mencapai ratusan.Â
Namun, mengingat situasi dan kondisi akibat dampak pandemi covid-19, saya cenderung mencari resep yang simpel-bahan gampang dicari dan mudah pengerjaannya.
Mudahnya Membuat Kimchi
Akhirnya, saya temukan resep kimchi paling simpel, yaitu kimchi sawi yang juga relatif populer. Nah, berikut ini uraian dari praktik pertama saya membuat kimchi sawi dan wortel.
Dalam pembuatan kimchi sawi ini, pada dasarnya ada empat kelompok bahan dan bumbu.Â