Di Indonesia, lamun terhampar dari perairan Sumatera hingga Maluku dan Papua. Biasanya padang lamun terdapat di daerah pasang-surut dan pulau-pulau karang. Indonesia kaya akan lamun. Dari 60 jenis lamun di dunia, LIPI mencatat 13 jenis ada di perairan Indonesia, a.l. Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii.Â
Tahukah Anda? Dalam ekosistem lamun, duyung merupakan satwa paling istimewa. Duyung dan lamun memiliki hubungan simbiosis mutualisme; dan keduanya sangat tergantung satu sama lain.
Padang lamun bukan sekadar habitat, tetapi sumber makanan duyung. Seekor duyung mengonsumsi lamun sekitar 20-50 kg per hari. Lamun adalah makanan utama tak tergantikan. Artinya, ketiadaan dan/atau kerusakan padang lamun berpotensi mengancam kelangsungan hidup mammal herbivora ini.
Sebaliknya, keberadaan duyung sangat dibutuhkan ekosistem lamun karena vegetarian ini menyokong kesuburan lamun. Cara duyung mengais hamparan lamun membantu terjadinya daur hara (nutrien) dalam substrat, sedangkan hasil ekskresinya menjadi "pupuk" penyubur. Tanpa duyung, padang lamun cenderung kurang subur dan mudah terserang wabah hingga punah. LIPI menyebut duyung sebagai spesies kunci ekosistem lamun.
Benarkah Duyung dan Lamun Terancam Punah?
Menurut Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN Red List), duyung berstatus rentan (vulnerable/VU) terhadap kepunahan, kecuali jika keselamatan dan reproduksinya ditangani dengan baik. Faktanya, populasi duyung menurun dari waktu ke waktu. Menurut WWF populasi duyung menurun tajam sejak tahun 2011.Â
Penurunan populasi duyung antara lain akibat perburuan. Sejak ribuan tahun lalu, duyung telah diburu untuk diambil daging, minyak, dan bagian lain tubuhnya seperti tulang, taring, dan gading. Bahkan, karena pengaruh mitos, air mata duyung pun menjadi incaran. Selain akibat perburuan, juga karena terdampak pencemaran, tertabrak kapal, tertangkap jaring tanpa sengaja (bycatch), atau terdampar di pantai. Satu lagi penyebab kepunahan duyung paling krusial adalah ketiadaan atau kerusakan sumber makanannya, yaitu padang lamun.
Sebenarnya, padang lamun hanya menempati sekitar 0,2% lautan dunia. Jumlah yang "tidak seberapa" itu pun ditengarai dalam kondisi yang cenderung menurun. Menurut data LIPI (2017) Indonesia memiliki 1.507 km2 padang lamun, tetapi hanya 5%-nya (75,35 km2) yang sehat. Selebihnya, terdeteksi kurang sehat (80%) dan tidak sehat (15%). Berbagai penyebab kerusakan atau kepunahan padang lamun, antara lain hilangnya mangrove termasuk oleh kegiatan reklamasi; penangkapan ikan secara destrukstif (dengan bom, pukat, dan bahan kimia); dan pencemaran oleh tumpahan minyak ataupun limbah (industri, pertanian, dan rumah tangga). Sebagai gambaran, simaklah kajian LIPI terkait kondisi padang lamun di perairan Indonesia.
Konservasi Padang Lamun untuk Duyung dan Kita