Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di suatu kota, akan berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan pergerakan masyarakat di kota tersebut. Pergerakan yang dilakukan masyarakat adalah pergerakan dari tempat asal menuju tempat tujuan untuk memenuhi kebutuhannya, atau dalam konsep transportasi disebut bangkitan dan tarikan. Fenomena ini menandakan demand dari masayarakat akan meningkat, sehingga perlu dilakukan peningkatan supply agar dapat memenuhi demand yang akan terus meningkat. Untuk menyeimbangkan antara supplydan demand inilah dibutuhkan manajemen transportasi perkotaan.
Transportasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam suatu kota. Mengapa demikian ? karena sistem transportasilah yang mengakomodir pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat demi memenuhi kebutuhannya. Dalam sistem transportasi secara makro, terdapat 3 sistem yang menjadi komponen pembentuknya, yaitu sistem kegiatan, sistem pergerakan dan sistem jaringan. Ketiga sistem ini harus saling mendukung agar tercipta sistem transportasi yang baik.
Kota Balikpapan merupakan salah satu kota besar yang jumlah penduduknya lebih dari 750 ribu jiwa dengan luas wilayah sekitar 503 km2. Dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi ini, demand transportasi juga akan meningkat. Ketersediaan jaringan jalan yang harusnya dapat mengakomodir perjalanan agar efisienpun sangat diperlukan. Namun saat ini masih sering terjadi kemacetan dibeberapa titik di Kota Balikpapan yang diakibatkan oleh sistem jaringan jalan yang kurang baik, salah satunya adalah di Jalan Soekarno-Hatta Km 5.
Jalan Soekarno-Hatta Km 5 merupakan salah satu titik macet yang ada di Kota Balikpapan. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey primer traffic counting yang dilakukan pada hari kerja (weekday) di Jalan Soekarno-Hatta Km 5, memperoleh hasil terdapat 4117 kendaran roda dua, 1420 kendaraan roda 4 dan 288 kendaraan berat yang melintas pada pukul 07.00 – 08.00, serta terdapat 5271 kendaran roda dua, 1451 kendaraan roda 4 dan 223 kendaraan berat yang melintas pada pukul 17.00 – 18.00. Sedangkan pada hari libur (weekend) terdapat 4170 kendaran roda dua, 1315 kendaraan roda 4 dan 184 kendaraan berat yang melintas pada pukul 07.00 – 08.00,  serta terdapat 3591 kendaran roda dua, 1629 kendaraan roda 4 dan 43 kendaraan berat yang melintas pada pukul 17.00 – 18.00.
Jalan Soekarno-Hatta merupakan jalan arteri yang berstatus sebagai jalan nasional yang menjadi jalan poros penghubung Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Meskipun berstatus sebagai jalan poros, jalan ini juga menjadi jalan yang ramai dilalui masyarakat sekitar yang berdomisili di wilayah utara Kota Balikpapan. Hal ini dikarenakan jaringan jalan di wilayah Balikpapan Utara hanya mengandalkan jaringan jalan utama yaitu Jalan Soekarno-Hatta sebagai akses menuju pusat-pusat pelayanan masyarakat. Tidak adanya jalan lain yang menjadi alternatif juga berakibat pada sistem pelayanan yang terjadi tidak memberikan keuntungan bagi sebagian penduduk yang berada lebih jauh lokasinya dari jalan utama.
Menanggapi permasalahan tersebut, diperlukan rencana pengembangan sistem jaringan jalan yang dapat menjadi alternatif jalan menuju pusat-pusat pelayanan masyarakat sehingga dapat mengurangi kemacetan di Jalan Soekarno-Hatta KM 5. Â Jalan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan/ditingkatkan fungsinya yaitu jalan Batu Ratna dan Jalan Taman Sari yang menghubungkan permukiman di daerah Jalan Soekarno-Hatta Km 11 dengan Jalan Jalan Soekarno-Hatta Km 5. Pada saat ini jalan tersebut belum terlihat fungsinya secara optimal. Padahal kedua jalan ini memiliki potensi untuk dikembangan sebagai jalan alternatif. Apabila jalan ini dikembangkan menjadi jalan kolektor, maka arus pergerakan masyarakat dari Jalan Soekarno-Hatta Km 5 menuju Jalan Soekarno-Hatta Km 11 atau sebaliknya dapat melalui Jalan Batu Ratna dan Jalan Taman Sari. Penambahan jalur alternatif ini menjadi solusi mengatasi macet di Jalan Soekarno-Hatta pada jam sibuk (peak hour).
Manfaat utama dikembangkannya sistem jaringan jalan yang terkoordinasi di dalam satu kawasan adalah membantu  mempermudah dalam proses perjalanan baik barang maupun orang ke dan dari dalam kawasan, sehingga proses pertukaran perdagangan ataupun interaksi penduduk menjadi lebih lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H