Mohon tunggu...
Dwi AyundaSuci
Dwi AyundaSuci Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya yang memiliki minat dalam dunia menulis. Musik menjadi ketertarikan saya dalam berekspresi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta, Kekuasaan, dan Patriarki: Romantic Relationship Dynamics

7 April 2024   13:32 Diperbarui: 7 April 2024   13:40 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menuju Perubahan dan Kesetaraan

Meskipun dinamika hubungan cinta dalam masyarakat patriarki dapat memiliki konsekuensi yang serius, penting untuk diingat bahwa perubahan adalah suatu hal yang sangat mungkin. Perubahan sosial dan budaya dapat mempengaruhi norma-norma dan ekspektasi yang ada, membuka jalan bagi kesetaraan dan kebebasan individu dalam hubungan. Masing – masing individu yang terlibat harus memiliki kesadaran yang besar akan hak dan kewajibannya. Pendidikan, kesadaran, dan advokasi dapat membantu mengubah stereotip gender dan norma-norma patriarki yang merugikan. Masyarakat yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi individu dapat membantu membangun hubungan cinta yang lebih seimbang dan memuaskan bagi semua pihak yang terlibat. Globalisasi dan perubahan yang telah terjadi seharusnya dapat membuka pemahaman masyarakat dan bisa sedikit demi sedikit merubah stereotip yang fanatik.

Dengan demikian, sementara masyarakat patriarki dapat menciptakan tantangan dan ketidaksetaraan dalam hubungan cinta, ada harapan untuk perubahan dan kemajuan menuju kesetaraan. Dengan kesadaran dan aksi kolektif, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif di mana hubungan cinta didasarkan pada saling penghargaan, dukungan, dan kemandirian bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin atau peran gender. Cinta adalah hal yang berharga. Cinta tumbuh dan berkembang di situasi yang tidak dapat ditentukan apalagi dibatasi. Patriarki hendaknya tidak merusak harmoni yang dimiliki oleh cinta. Individu yang memutuskan untuk mencintai orang lain maka dengan jelas ia juga ingin dicintai dengan cinta yang sama besarnya.

Daftar Pustaka

 Arifin, I., Yudani, A. P., & Aziza, F. M. (2022). PATRIARKI SEBAGAI PEMICU KEKERASAN PADA WANITA DALAM RUMAH TANGGA MENURUT PERSPEKTIF AL –QUR’ AN DAN KEMASYARAKATAN. Istighna: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 5(1), 18-31.

Ariyanti, N. M. P., & Ardhana, I. K. (2020). Dampak psikologis dari kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan pada budaya patriarki di Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 10(1), 283-304.

Israpil, I. (2017). Budaya patriarki dan kekerasan terhadap perempuan (sejarah dan perkembangannya). Pusaka, 5(2), 141-150.

Modiano, J. Y. (2021). Pengaruh Budaya Patriarki dan Kaitannya dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga. SAPIENTIA ET VIRTUS, 6(2), 129-140.

Patriarki, Ketidakadilan Gender, dan Kekerasan atas Perempuan: Model Laki-Laki baru Masyarakat Hubula Suku Dani. (2021). (n.p.): Nusamedia.

Perempuan dalam Belenggu Patriarki. (2023). (n.p.): Penerbit NEM.                     

Sakina, A. I. (2017). Menyoroti budaya patriarki di Indonesia. Share: Social Work Journal, 7(1), 71-80.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun