Mohon tunggu...
Dwi Kuncoro Hadi
Dwi Kuncoro Hadi Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah Dasar

Hidup adalah perbuatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haruskah EQ (Emotional Quotient) Diajarkan di Sekolah

18 Oktober 2024   09:41 Diperbarui: 18 Oktober 2024   09:44 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. SD N 2 Bulukerto

Metode Pembelajaran Eksperimental di SD N 2 Bulukerto adalah cara pengelolaan pembelajaran dimana murid dapat melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan tentunya dengan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam penerapan metode ini murid  kita beri kebebasan dan kesempatan untuk menganalisis, mengamati, membuktikan dan menyimpulkan sendiri tentang suatu objek yang akan dipelajarinya.

Guru di sekolah memiliki peran yang sangat dalam merubah karakter peserta didik menjadi lebih baik sesuai norma-norma yang baik bagi peraturan negara dan agama, bahkan kelak akan berkembang secara optimal untuk semua muridnya. Mengajarkan muridnya untuk mengidentifikasi, menyebutkan, dan mengelola emosi mereka memberi mereka dasar untuk memecahkan masalah, berkomunikasi dengan baik, dan membuat keputusan yang baik . Dengan waktu dan kesabaran, kita semua dapat belajar untuk memanfaatkan sumber daya batin kita dan mempraktikkan pengaturan diri. Murid yang memiliki Emotional Quotient  lebih tinggi cenderung memiliki motivasi belajar lebih tinggi dan dapat merasakan emosi orang lain, oleh karena itu, penting bagi guru di sekolah  untuk mengelola dan mengembangkan emotional quotient  mereka dengan baik.

 Sekolah tentunya dapat juga untuk sekedar mengintegrasikan pelatihan kecerdasan emosional ke dalam kurikulum merdeka. Aktivitas seperti membuat jurnal harian atau mingguan , melacak suasana hati dan  latihan refleksi diri dapat membantu murid di kelas mengidentifikasi dan memahami emosi mereka. Dengan Emotional Qoutient dapat menciptakan lingkungan kelas dengan kesepakatan kelas yang mendorong kesadaran diri menghasilkan regulasi emosi dan keterlibatan akademis yang lebih baik di antara murid.

Kecerdasan emosional sangat penting di kelas, faktanya, dalam hal prestasi akademis, penelitian telah mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional hampir sama pentingnya dengan kecerdasan kognitif dan sikap teliti. Hal ini karena murid yang cenderung  cerdas secara emosional lebih siap menghadapi emosi negatif yang dapat mengganggu pembelajaran . Kecerdasan emosional murid pada intinya adalah suatu kemampuan spefisik yang dimilikinya untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengontrol emosi diri sendiri, orang sekitar, dan kelompok.

Peran kecerdasan emosional dalam mengembangkan kemampuan belajar murid. Kecerdasan Emosional memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, khususnya demi membentuk perkembangan holistik murid. Ketika murid sudah dilengkapi dengan keterampilan kecerdasan emosional, mereka tidak hanya akan mampu untuk menangani tekanan akademis, tetapi juga dapat memahami ataupun juga mengelola emosi mereka dengan baik.

Dalam penerapan pembelajaran di SD N 2 Bulukerto dan dalam kehidupan sehari-hari murid dengan EQ yang tinggi pasti lebih mampu untuk  menerima saran, pendapat masukan dari orang lain, mampu menggunakanya untuk mengambil keputusan. Kritik dan saran dapat berupa tangggapan positif atau negatif yang membangun adalah umpan balik yang memberikan saran-saran spesifik dan dapat ditindaklanjuti untuk memperbaiki sesuatu. Kritik yang membangun bersifat jelas, langsung, jujur, dan mudah diterapkan tentunya sangat penting agar murid kita menjadi lebih berkembang. Harapannya kedepan seseorang murid yang cerdas EQ nya tentunya dapat menerima kritik dengan baik tanpa melakukan pembelaan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun