Mohon tunggu...
Dwi Indah Fatmawati
Dwi Indah Fatmawati Mohon Tunggu... Guru - just me

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Kurikulum Harus Berubah

20 Maret 2022   13:49 Diperbarui: 20 Maret 2022   13:52 57839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia pendidikan adanya kurikulum sangatlah penting. Arah dan tujuan pendidikan diatur di dalam kurikulum sehingga dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru akan berpatokan pada kurikulum yang dipakai di satuan pendidikannya.

Dalam rentang pendidikan sejak jaman kemerdekaan hingga saat ini, negara kita telah menggunakan beberapa kurikulum. Diantaranya adalah : Kurikulum 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 (CBSA), Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum 2013 (Tematik). Tiap-tiap kurikulum rata-rata dipergunakan dalam kurun waktu 10 tahun. Hanya di kurikulum 2004 dan 2006 saja yang rentang waktunya cukup singkat.

Seluruh dunia mengetahui bahwa adanya pandemi global dari covid-19 telah banyak mempengaruhi sendi kehidupan manusia. Banyak hal yang dahulu tidak terbayangkan terjadi menjadi nyata dan terjadi di sekitar kita. Dunia pendidikan pun tak luput dari pengaruh pandemi global. Sekolah yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka dengan guru dan murid bertemu di kelas dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar nyata, sekarang harus berbalik 180 derajat dengan pembelajaran daring (dalam jaringan) yang hanya mempertemukan guru dan murid secara virtual.

Melihat efek pandemi yang sangat masif dan kesulitan yang dihadapi jika guru tetap menerapkan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum tahun 2013, maka pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan penggunaan kurikulum darurat yang lebih sederhana dan mudah diadaptasi dalam masa pandemi. Pertemuan tatap muka terbatas dan kombinasi belajar secara daring dan luring menjadi alternatif bagi guru dan murid untuk mengatasi loss learning atau putus belajar. Kurikulum darurat cukup membantu para guru untuk tetap memberikan pembelajaran kepada murid. Guru dapat memangkas materi pembelajaran dan mengambil materi-materi esensial yang penting bagi murid agar murid tetap dapat belajar namun tidak terbebani dengan banyaknya tugas yang diberikan oleha guru.

Tiga bulan telah berjalan dari tahun 2022 ini, namun Covid-19 masih ada dan masih menjadi pandemi global. Di beberapa daerah, sekolah-sekolah terutama yang berada di level 3 ke atas masih menerapkan sekolah dengan pertemuan terbatas dengan sistem shift yang menghadirkan maksimal 50% peserta didik di setiap kelasnya. Seolah belajar dari masa awal pandemi Covid, Kemendikbud melalui mas Mentrinya Nadiem Makariem mencanangkan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum Prototipe yang dirancang lebih sederhana dan fleksibel. Kurikulum Merdeka akan berfokus pada Kompetensi Inti dan Konten esensial yang memberikan pembelajaran yang bermakna dan kontektual bagi siswa.

Mengapa kurikulum harus berubah ? seperti judul yang telah saya tulis diatas, kita akan melanjutkan pembahasan pada mengapa kurikulum berubah. Kurikulum ya memang harus berubah. Mengapa ? tentu saja untuk menjawab tantangan zaman. Kurikulum tidak dapat dipergunakan dalam satu waktu terus menerus karena dunia terus berubah. Maka dunia pendidikan sebagai pilar utama dalam membangun dan mendidik generasi harus pula turut berubah. Terjadinya pandemi covid saja sudah meluluhlantakkan dunia pendidikan sedemikian rupa. Guru kesulitan mengajar, murid kesulitan mengerjakan tugas, dan orang tua juga tak kalah pusing membantu putra-putri mereka belajar.

Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman, apalagi masa sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang semakin masif dan tak terkendali. Masak ya kita tetap mengajar dengan cara yang kuno. Tentu itu tidak akan relevan. Pembelajaran juga akan menjadi membosankan. Bukankah tugas kita untuk menyiapkan para murid menghadapi zaman yang baru ? zaman yang mungkin sama sekali berbeda dengan zaman kita. Selain itu kurikulum juga harus mempertimbangkan kebutuhan belajar murid. Sebagai contoh, zaman saya sekolah komputer baru dipelajari pada masa SMA, itupun hanya sebatas menyalakan, memetikan dan mengetik saja. Coba lihat anak sekarang, mereka sudah lahir dengan teknologi di tangannya. Bayi saja sudah pandai memainkan layar gawai. Itulah mengapa kurikulum juga harus berubah, agar kita dapat menyiapkan generasi yang akan datang yang visioner dan mampu memandang ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun