MATA KULIAH KELAS 4 SMA DI IPB (Khuson Buat Maba)
Aku ingat selama masa SMA dulu pernah mendapat teguran guru Ekonomi karena membuat tabel yang kurang bagus. Saat itu aku duduk di barisan paling depan dan tentu saja, saat ditegur guru semua mata teman-teman menuju ke arah ku. Saat itu aku merasa sangat malu sampai-sampai aku ingin menangis wkwkwk. Sejak saat itu aku mulai tergerak untuk lebih memahami Ekonomi untuk membuktikan ke guru tersebut kalau walaupun tulisannya jelek masih bisa memahami materi dengan baik. Aku mulai belajar ekonomi lebih intensif dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Alasannya satu yakni untuk membuktikan ke guru tersebut.Â
Suatu hari ketika selesai ujian akhir semester, hal yang tak disangka terjadi. Aku mendapatkan nilai ujian mata pelajaran ekonomi tertinggi dikelas. Aku mendapat hadiah berupa tumbler Tupperware yang saat itu sedang viral wkwkw. Guru ekonomi tersebut akhirnya mengajak aku mendalami ekonomi dan mengikuti beberapa perlombaan. Hari demi hari, bulan demi bulan aku diajak belajar lebih mengenai ekonomi.Â
Masuk dunia kampus IPB ternyata membutuhkan waktu satu tahun untuk beradaptasi dengan mempelajari kembali mata pelajaran seperti di SMA. Seperti yang sekarang tengah dialami oleh mahasiswa Angkatan 59 Gatamala Agrinawa sebagai mahasiswa tingkat 1 atau mahasiswa PKU (Program Kompetensi Umum). Bagi aku kehadirannya seperti membawa berkah tersendiri. Kedatangan Gatamala Agrinawa membuatku tergerak untuk berbagi apa yang sudah aku dapatkan yakni ekonomi. Dahulu, sempat aku terpikirkan untuk menjadi tentor mata kuliah Ekonomi untuk anak PKU dibawahi oleh Galaksi, Ditmawa IPB. Alhamdulillah, sekarang sudah terwujud dan aku senang menjalaninya.
Bahkan beberapa waktu lalu sempat dimintai tolong oleh mahasiswa PKU diluar jam ngajar tentor untuk mengajari secara privat persiapan UTS. Anak-anak yang ramah dan sangat santun kepada ku membuat aku bahagia ketika mengajar mereka. Sejenak aku berfikir, jalan yang aku lalui sekarang merupakan dampak dari apa yang aku lakukan di masa lalu. Bahwa teguran seorang guru mampu merubah hidupku sedemikian bermanfaatnya bagi orang lain. Terimakasih ibu, andai saja saat itu ibu tidak menegur aku mungkin aku gabisa sampai di titik yang kaya sekarang.
Dari kisah pengalaman seminggu lalu aku mengerti bahwa apa yang kita lakukan pasti membawa perubahan nyata pada diri kita, entah dalam waktu dekat atau lama. Tapi yang jelas dan pasti akan memberi manfaat. Jadi, mulai sekarang aku berusaha untuk menjalani segala sesuatu dengan senang, yha walaupun ngga sempurna seenggaknya aku ngga merasa terbebani karena dibawa santai hehe. Sekian cerita pengalaman aku yang sejenak membuat aku berfikir tentang rasa syukur dan kejadian yang luar biasa sangat aku rasakan. Terimakasih orang-orang baik! Sehat selalu :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H