Kepada engkau, yang tak bernasib baik di kampung halaman. Kaulah yang seiring dalam satu barisan.
Kepada engkau, yang terpinggir karena mahalnya biaya sekolah dan perkuliahan. Kaulah teman dalam pendidikan kehidupan.
Kepada engkauyang berontak dari belenggu keadaan dan kemiskinan. Kaulah kawan seperjuangan.
Kepada engkau, yang menjauh dari lelaki yang enggan menanggung beban. Kaulah sejatinya saudara perempuan.
Kepada engkau, yang mengharap masa depan anak-anakmu lebih terjamin. Kau menjadi panutanku lahir dan batin.
Kepada engkau, yang membaktikan diri demi membantu ekonomi ayah-ibumu. Kaulah puteri-puteri terkuat di mataku.
Kepada engkau, yang berkeringat demi meningkatnya devisa negara. Kaulah sebenar penggerak sejahteranya bangsa.
Kita tegar dihempas badai lautan, terbang menembus gumpalan awan, singsingkan lengan di negeri perantauan, bersolidaritas dan bergandengan tangan, harkat keluarga kita majukan, nama bangsa kita harumkan, Buruh Migran jadi identitas kebanggaan.
Kepada engkau wahai segenap Buruh Migran Perempuan Indonesia, tetap tegak-tegaklah melangkah, bertengadah wajah, agar kita tak jadi manusia yang selalu kalah dan mengalah
Oleh: Damaratih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H