Untuk menganalogikan kalau masalah itu semuanya sama, tidak ada yang besar maupun kecil, saya gunakan perbandingan antara kapas dan besi. Lebih berat mana kapas dan besi?
Tentu sebagian besar orang akan menjawab lebih berat besi.
Kemudian pertanyaan selanjutnya, lebih berat mana kapas 1 ton dengan besi 1 ton?
Dari pertanyaan ini mulailah orang berbeda pendapat. Ada yang menjawab lebih berat besi tapi ada juga yang menjawab sama, karena beratnya sama-sama 1 ton.
Dari sinilah kita mulai berpikir, bahwa ketika kita dihadapkan dengan sebuah tantangan atau ujian, biasanya kita akan langsung memberi label kepada tantangan tersebut, "Ini cuma kapas, sangat ringan, saya bisa menyelesaikannya dengan cepat!" atau sebaliknya, "Ini seperti besi, betapa beratnya, saya tidak akan sanggup menyelesaikan masalah ini!"
Pernahkah Anda berpikir seperti itu?
Cara berpikir seperti itu menunjukkan bahwa cara berpikir Anda masih sempit. Belum juga berusaha apa-apa sudah menganggap bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah yang berat dan rumit. Pantas saja dalam pikiran Anda tidak terlintas jalan keluarnya. Seharusnya kita menganggap bahwa apapun tantangan dihadapan kita adalah sama. Jika kita sedang menghadapi masalah ya sudah bilang saja ini masalah. Tetapi tidak perlu menilai masalah itu besar atau kecil.
Sadarkah kita, kalau selama ini kita sering membusungkan dada saat berhasil menyelesaikan masalah kecil yang terjadi. Kita menganggapnya sebagai sutu keberhasilan kita. Padahal tidaklah demikian yang terjadi. Seringan apapun masalah tersebut, Allahlah yang telah mengizinkan kita untuk menyelesaikannya. Tanpa keterlibatan Allah, apalah yang sanggup kita selesaikan?
Masalah kecil bisa saja menjadi besar, dan masalah besar bisa saja menjadi kecil. Semua terjadi atas kehendak Allah. Saat kita mengatakan itu hanya masalah kecil, takutnya mengundang rasa takabur kepada diri sendiri. Atau saat kita mengatakan itu masalah besar, takutnya akan mengundang rasa pesimis kepada Allah.
Saat kita menganggap masalah itu adalah masalah yang besar, kita hanya akan terfokus pada masalah. Pikiran kita akan buntu untuk mencari jalan keluar apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Padahal puluhan alternatif terlihat di depan mata kita.