Saya adalah mahasiswa semester 7 di sebuah universitas di Provinsi Jawa Tengah. Saya  telah menyelesaikan salah satu kewajiban saya sebagai mahasiswa akhir yaitu magang. Magang Kependidikan ini berupa berlatih mengajar di sekolah. Dari teori ke praktek. Saya belajar banyak hal terkait pendidikan dan anak-anak.Â
Saya memilih sebuah sekolah dasar di desa asal saya untuk menjalani magang kependidikan selama periode 21 Oktober 2024 - 25 November 2024. Keuntungannya,saya tidak kesulitan untuk beradaptasi dengan masyarakat di sana dan mereka telah mengenal saya sehingga tingkat kepercayaan lebih tinggi.Â
Dahulu,saya tidak pernah terpikir menjadi seorang pendidik. Namun, melihat keceriaan dan semangat belajar murid itu sebagai suatu penghargaan pada diri "Ternyata saya bisa" Murid-murid SD adalah sumber kepercayaan saya. Mereka membuat saya percaya pada diri.
Izinkan saya membagikan beberapa hal terkait Magang Kependidikan saya dan saya harap dapat menjadi sebuah topik diskusi atau insight baru dalam mendidik murid.Â
1. Konflik itu Cara Pendewasaan DiriÂ
Saya sering mendapatkan murid yang berkonflik dan saya mendengarkan cerita dari masing-masing individu. Mungkin bagi kita itu hal sepele namun bagi mereka itu adalah masalah besar maka dengarkan mereka. Â Berkonflik adalah bagian dari pendewasaan mereka. Itu adalah tugas kita sebagai orang dewasa untuk membantu mereka dalam meregulasi emosi dan melihat sesuatu dari berbagai perspektif.Â
2. PRÂ
Selama masa magang,saya tidak pernah memberi murid PR. Bagi saya,PR adalah media untuk menguatkan bonding antara anak dan orang tua. Namun, kenyataan di lapangan PR murid terkadang dikerjakan oleh orang tua dan berdasarkan cerita dengan murid-murid yang brokenhome beberapa murid enggan mengerjakan PR karena mereka tidak memiliki figure yang menemani mereka mengerjakan. Seperti,orang tua bekerja,dan lainnya. Sehingga,saya merasa PR tidak relevan untuk meningkatkan hasil belajar murid. Saya juga tidak ingin murid menjadi benci dengan belajar karena adanya PR.Â
3. Dunia Anak adalah Dunia Bermain
Anak yang suka bermain bukan berarti mereka melupakan tanggungjawabnya. Melalui bermain anak belajar mengeksplorasi diri dan lingkungannya. Hal ini juga meningkatkan kecerdasan interpersonal mereka. Melalui bermain minat dan bakat anak dapat digali. Saya selalu menjadikan belajar seperti bermain karena tidak semua murid datang ke sekolah untuk belajar. Jika mereka tidak bisa berekspresi di rumah maka dimana lagi mereka dapat mengekspresikan diri?Â
4. Tangki CintaÂ