Mohon tunggu...
Dwi NandaRachman
Dwi NandaRachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sport Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fenomena Klitih Pada Remaja di Yogyakarta: Apakah Harga Diri Menjadi Alasan Utama Pelaku Melakukan Tindak Kriminal?

10 Juni 2022   08:16 Diperbarui: 10 Juni 2022   08:23 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Belum lama ini, masyarakat Indonesia sedang dihebohkan dengan adanya peristiwa Klitih di Yogyakarta. Klitih pada awalnya diartikan sebagai kegiatan para remaja yang sedang keluar rumah dengan tanpa tujuan. Namun, peristiwa yang sedang terjadi saat ini, menyimpang dari makna sesungguhnya. Klitih yang terjadi saat ini, merupakan kegiatan agresivitas yang dilakukan secara sengaja untuk melukai seseorang. Lalu, bagaimana awalnya klitih ini menjadi bahan pembicaraan masyarakat? 

Pada awalnya, Klitih memiliki makna jalan-jalan keluar atau mengelilingi kota dengan tujuan yang tidak jelas atau pasti. Dalam konteks kenakalan remaja klitih dapat diartikan sebagai aksi berkeliling yang dilakukan secara berkelompok oleh para pelajar remaja dengan tujuan mencari pelajar lain yang dianggap sebagai seorang musuh. Aksi yang dapat terlihat saat para pelajar ini melakukan klitih seperti pemukulan, pembacokan, bahkan pembunuhan.

Pada saat ini, yang menjadi pelaku utama dalam tindak kriminal klitih kebanyakan dari para remaja. Dalam beberapa jurnal penelitian, telah diidentifikasi bahwa adanya agresivitas remaja akhirnya menimbulkan atau memunculkan perilaku klitih. Kenapa para remaja melakukan perilaku klitih? Penyebab klitih adalah adanya kesamaan hobi dan kegiatan. 

Remaja-remaja ini memiliki rasa nyaman dan keserasian dalam melakukan sesuatu dari kelompoknya. Adanya pengaruh dari remaja lain menjadi alasan kenapa mulai banyak remaja yang terpengaruh untuk melakukan sesuatu yang bernilai negatif. Hubungan pertemanan ini dapat menjurus ke hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh kalangan remaja pada umumnya seperti narkoba, kenakalan, hingga pergaulan bebas. 

Dijelaskan pada beberapa jurnal juga bahwa seseorang dapat melakukan kekerasan agar bisa diterima dan diakui di dalam kelompok. Pengakuan ini dibutuhkan agar anggota lain di dalam kelompok dapat mengakui seseorang yang ingin masuk ke dalam kelompoknya.

Harga diri menjadi alasan para remaja ini melakukan tindak kriminal klitih. Dengan berhasil melakukan kekerasan, remaja tersebut akan semakin dikenal di kalangan anggota kelompoknya. Harga diri yang tinggi mampu menekan kecenderungan remaja ini untuk melakukan kekerasan dengan ciri khas yang dimilikinya. Alasan lain yang menjadi para remaja melakukan klitih adalah terkait kondisi hubungan di rumah. Tidak harmonisnya hubungan di dalam rumah tangga dapat menyebabkan seorang anak tidak dapat mendapatkan kasih sayang dan perhatian. Pada akhirnya, remaja lebih memilih untuk mencari hubungan di luar rumah. Faktor kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga dapat memberikan pengaruh tidak baik terhadap psikologis seorang anak, sehingga saat beranjak dewasa tidak dapat mengontrol emosinya dan tidak mampu berpikir jernih.

Dengan banyaknya alasan dan penyebab kenapa para remaja melakukan klitih ini, poin penting di dalam hal ini adalah sifat dan perasaan seorang remaja. Remaja ingin keberadaannya dapat diketahui dan dapat dihargai. 

Melalui klitih, remaja dapat memiliki suatu pengakuan dan kehormatan dalam keberadaannya di kelompoknya. Mereka tidak dapat berdamai atas penolakan dan pengakuan atas dirinya sendiri sehingga melalui klitih identitas dan pengakuan akan didapatkannya. Harga diri akan menjadi tolak ukur kenapa para remaja melakukan hal-hal yang negatif ini. Klitih dapat menimbulkan efek negatif dan meresahkan masyarakat. Dampak negatif yang ditimbulkan seperti trauma, luka batin, hingga kekerasan fisik bahkan sampai kematian terhadap korbannya. Selain itu, klitih dapat merusak moral para remaja yang seharusnya menjadi penerus kita di masa depan nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun