Mohon tunggu...
Dwi Prio Setyawan SP
Dwi Prio Setyawan SP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Agribisnis/ Direktorat Pascasarjana/ Universitas Muhammadiyah Malang

Ini bukan mimpi, ini kenyataan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Parmenides Bagi Perkembangan Ilmu Sastra

13 November 2021   00:53 Diperbarui: 13 November 2021   11:16 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.wikipedia.org/wiki/Parmenides

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea yang juga merupakan tokoh yang paling terkenal. Arti nama Parmenides adalah "Terus Stabil", atau "Penampilan yang stabil". Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah. Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk puisi. Ada ratusan baris puisi Parmenides yang masih tersimpan hingga kini dimana terdiri dari prakata dan dua bagian. Dua bagian tersebut masing-masing berjudul "Jalan Kebenaran" dan "Jalan Pendapat". Bagian prakata dan "Jalan Kebenaran". Bagian kedua, "Jalan Pengetahuan".

Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM. Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia berasal dari keluarga yang kaya dan terhormat di Elea. Parmenides juga menyusun suatu konstitusi untuk Elea. Ia merupakan murid dari Xenophanes, namun tidak mengikuti pandangan-pandangan gurunya. Pengaruh Xenophanes terhadap Parmenides hanyalah di dalam penggunaan puisi di dalam menyampaikan filsafatnya.

Inti utama dari "Jalan Kebenaran" adalah keyakinan bahwa "hanya 'yang ada' itu ada".  Menurut Parmenides, "yang ada" itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak berpidah tempat, tidak berubah, dan tidak terhancurkan serta tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. 

Pemikiran Parmenides membuka babak baru dalam sejarah filsafat Yunani. Dapat dikatakan bahwa dialah penemu metafisika, cabang filsafat yang menyelidiki "yang ada". Filsafat pada masa selanjutnya akan bergumul dengan masalah-masalah yang dikemukakan Parmenides, yakni bagaimana pemikiran atau rasio dicocokkan dengan data-data inderawi. Plato dan Aristoteles adalah filsuf-filsuf yang memberikan pemecahan untuk masalah-masalah tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun