Mohon tunggu...
Dwi Febriyanti
Dwi Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sering Bekerja Dengan Posisi Duduk! Awas Terserang Penyakit ini!

15 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 15 Oktober 2022   06:08 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak orang yang berspekulasi bahwa kerja dengan posisi duduk adalah pekerjaan yang mudah, dibandingkan dengan pekerjaan yang berbau lapangan. Dilansir dari 47 penelitian sebelumnya yang meneliti antara duduk dan kematian dan jurnal yang telah dipublikasikan dalam Annals of internet Medicine, peneliti menemukan bahwa orang yang duduk dalam waktu lama, sebanyak 24% lebih beresiko meninggal akibat masalah kesehatan dibanding mereka yang kurang duduk.  Bisa kita lihat bekerja dengan posisi duduk  lebih sedikit dalam melakukan pergerakan. Selain itu,bekerja dengan posisi duduk membuat intensitas rasa malas lebih meningkat dan mengakibatkan berbagai keluhan kesehatan seperti pencernaan bahkan sembelit kronis.

Sembelit merupakan masalah pencernaan yang diakibatkan karena penurunan kerja usus. Hal tersebut mengakibatkan pembuluh darah di sekitar anus dan rektum bekerja lebih keras sehingga tinja sulit dikeluarkan. Rektrum pun membesar dan bengkak. Pembengkakan itulah yang menyebabkan adanya penyakit wasir atau sering disebut penyakit wasir atau ambeien. 

Penderita wasir dengan posisi duduk yang berkepanjangan akan memperparah keadaan. Pasalnya daya gerak yang dilakukan sangat sedikit. Perlu dipahami bahwa posisi duduk yang berkepanjangan bagi penderita wasir akan menambah pembengkakan, sehingga akan mengganggu karena posisi duduk dan anus tertekan. Sebagai penderita wasir yang sering bekerja di posisi duduk, alangkah baiknya menghindari tempat duduk permukaan keras. Permukaan yang keras akan memperparah nyeri dibagian anus. Untuk menghindarinya, penderita wasir dapat menggunakan bantal sebagai alas duduk untuk mengurangi ketegangan di area anus. 

Tidak cukup memperhatikan posisi duduk saja, penderita wasir juga tidak boleh membiarkan penyakitnya begitu saja. Pengobatan herbal menjadi pilihan yang tepat untuk penderita wasir karena mengandung bahan-bahan alami yang minim resiko. Akar, batang, hingga bunganya bisa dimanfaatkan menjadi obat.Salah satu bahan unggulan untuk penderita wasir adalah mengkudu. Mengkudu atau Morinda Citrifolia Fructus merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki ciri khas bau yang menyengat. Senyawa Scopoletin dalam mengkudu bersifat anti peradangan untuk mengantisipasi parahnya radang di wasir. Phenylalanine yang berperan mengembalikan jaringan rusak, seperti jaringan pada pembuluh darah vena dan dinding anus yang sudah mengalami iritasi. Kemudian Terpenoid sebagai pengembali fungsi pertumbuhan sel secara aktif dan normal. 

Semua kandungan tersebut dikemas dalam satu produk bernama MAKSIR. MAKSIR merupakan obat herbal yang diperkaya dengan kandungan Morinda Citrifolia Fructus (mengkudu), Graptophyllum Pictum Folium (daun ungu), Gynura Segetum Rhizoma (daun dewa), Kaempferia Rotunda Rhizoma (temu rapet), Hedyotis Corymbosa Herba (rumput mutiara). Beberapa kandungan tersebut merupakan obat herbal yang berkualitas tinggi dan sangat efektif sebagai obat herbal yang berfungsi meringankan gejala wasir.

MAKSIR dikemas menggunakan media obat berbentuk kapsul dengan isi 60 kapsul. Aturan penyimpanan juga cukup mudah, dengan menjauhkan dari sinar matahari, diletakkan di tempat kering dan suhu di bawah 30. Yang lebih penting, MAKSIR sudah memiliki ijin BPOM dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Karena MAKSIR tergolong produk herbal, tentunya efek perkembangan di tubuh akan cukup memakan waktu. Pembaca disarankan untuk selalu berkonsultasi selama menggunakan produk tersebut untuk mengetahui apakah memang MAKSIR sudah bereaksi di tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun