Aktivitas literasi membaca tingkat nasional juga masih berada pada kategori rendah dengan mengacu pada aspek Budaya Literasi pada Indeks Pembangunan Kebudayaan Nasional pada tahun 2022 sebesar 57,40 (Kemendikbudristek, 2022). Berdasarkan data Indeks Alibaca, ratarata angka indeks nasional termasuk dalam kategori aktivitas literasi rendah, yaitu 37,32. Nilai tersebut terdiri atas empat dimensi, antara lain Dimensi Kecakapan sebesar 75,92; Dimensi Akses sebesar 23,09; Dimensi Alternatif sebesar 40,49; dan Dimensi Budaya sebesar 28,50. Hasil rapor pendidikan Indonesia tahun 2023 memperlihatkan bahwa kemampuan literasi murid Indonesia di setiap jenjang masih menunjukkan kategori sedang, yaitu SD/MI/sederajat (61,53%), SMP/MTs/ sederajat (59,00%), dan SMA/SMK/MA/sederajat (49,26) (Kemendikbudristek, 2023).
Minat baca anak merupakan aspek penting dalam perkembangan intelektual mereka. Sayangnya, di beberapa kasus, minat baca anak sering kali tinggi, tetapi buku bacaan yang tersedia belum sepenuhnya sesuai dengan minat dan kemampuan baca mereka. Sebagai langkah pertama, kondisi ini menjadi hal yang sangat penting bagi para orang tua, pendidik, dan perpustakaan sekolah untuk lebih memahami minat baca individu setiap anak. Hal ini akan membantu dalam menentukan jenis buku yang cocok untuk mereka. Dengan memahami minat baca anak, kita akan dapat mengarahkan mereka kepada buku-buku yang sesuai dengan minatnya, sehingga mereka akan lebih cenderung untuk membaca dengan antusias dan merasa terlibat dalam proses membaca.
Strategi pengembangan keterampilan literasi yang ingin saya terapkan di ruang kelas yaitu membaca bersama. Membaca bersama ini dilakukan dengan media pembelajaran buku besar atau big book. Buku besar (big book) adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book bagi pembaca pemula digunakan untuk meningkatkan pengalaman membaca nyaring, selanjutnya pembaca lain dapat menyimak kesalahan, dan kebenaran dari tulisan serta ilustrasi yang berukuran besar. Curtain dan Dahlberg (2004) menyatakan bahwa big book memungkinkan siswa belajar membaca melalui cara mengingat dan mengulang bacaan. Selain itu, melalui big book siswa tidak hanya belajar membaca tetapi juga belajar menulis.
Banyak ahli pendidikan yang menyatakan bahwa big book sangat baik dipergunakan di kelas awal karena dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam membaca. Dengan membaca big book secara bersama-sama, timbul keberanian dan keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka "sudah bisa" membaca, dapat mengembangkan semua aspek kebahasaan, dapat diselingi percakapan yang relevan mengenai isi cerita bersama siswa sehingga topik bacaan semakin berkembang sesuai pengalaman dan imajinasi siswa. Dengan demikian big book bagi pembaca pemula menunjukkan guru bagaimana cara menggunakan big book agar meningkatkan pengalaman membaca nyaring, kesalahan, dan kebenaran dari tulisan dan ilustrasi yang berukuran besar, ide-ide untuk menampilkan buku (tampilan kemasan buku), serta kegiatan menggunakan buku besar.
Penerapan strategi keterampilan literasi ini dilakukan dengan cara pemodelan membaca. Metode pemodelan tidak hanya memberikan teori pada siswa, tetapi juga model nyata dan latihan. Dengan demikian, siswa dapat menirukan langsung apa yang dilakukan guru dalam kegiatan membaca. Melalui kegiatan pemodelan, siswa diharapkan dapat lebih mudah mengenal huruf, membaca kata, dan merangkai kata menjadi kalimat, serta memperoleh keterampilan menggunakan buku (memegang buku, membuka halaman). Dalam kegiatan pemodelan membaca, stimulasi tidak bersifat memaksa dan tidak mengandung target kemampuan tertentu.
Kegiatan pemodelan membaca harus memperhatikan psikologi siswa kelas awal (usia 6-9 tahun). Pada usia tersebut, siswa membutuhkan stimulasi dari guru secara berkelanjutan. Stimulasi melalui bermain sambil belajar harus memperhatikan berbagai hal, diantaranya adalah demonstrasi dan keterlibatan. Dengan demikian, kesuksesan pemodelan membaca di kelas awal sangat bergantung kecakapan guru dalam menerapkan strategi, menggunakan media, dan mendemonstrasikan langkah pemodelan membaca. Oleh karena itu, kreativitas guru sangat diperlukan dalam kegiatan pemodelan membaca. Persiapan diri yang saya lakukan disini menyiapkan buku-buku big book sesuai dengan minat siswa. Selain itu karena disini saya berperan sebagai model bagi siswa, saya harus belajar lebih dalam terkait penyampaian dan pelafalan isi bacaan agar siswa antusias menyimak dan mendengarkan. Kreativitas saya juga perlu ditingkatkan untuk terus menarik perhatian siswa agar tidak mudah bosan saat melaksanakan kegiatan membaca bersama.
REFERENSI
Kemendikbudristek. (2022). Indeks Pembangunan Kebudayaan. https://ipk.kemdikbud.go.id/ Kemendikbudristek. (2023). Rapor Pendidikan Indonesian Tahun 2023.
Sulaiman, Umar. (2017). Pengaruh Penggunaan Media Big Book dalam Pembelajaran Terhadap Ketrampilan Literasi Siswa Kelas Awal Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banta-Bantaeng Makassar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI