Selain berfungsi sebagai pelindung warga dari polusi, hutan di zona pelindung bisa menjadi tempat wisata yang sangat menarik bagi warga desa-desa tepian jalan tol dan sekitarnya.
Seandainya hutan pelindung jalan tol terwujud, Indonesia akan memiliki tambahan paru-paru terpanjang di dunia, yang berdampak positif tidak hanya bagi Indonesia tapi juga bagi dunia.
Yang tidak kalah menariknya adalah, di titik-titik singgung antara zona pelindung dan jembatan-jembatan tol (entah jembatan sungai, entah jembatan layang) bisa dikembangkan tempat-tempat wisata berbasis jembatan. Banyak cerita sukses objek wisata berbasis jembatan yang bisa ditiru, contoh pelabuhan Sydney dengan Jembatan Sydney-nya, sungai Palembang dengan Jembatan Ampera-nya, sungai Jambi dengan Jembatan Pedestriannya, dan pesisir Kenjeran dengan Jembatan Suroboyonya.
Apabila wisata berbasis jembatan tol ini terwujud, akan ada ratusan objek wisata baru tercipta. Yang sangat indah!
Singkat kata, pemerintah seharusnya membalas kebaikan dan pengorbanan rakyat tepian jalan tol dengan membangunkan mereka hutan pelindung dan tempat-tempat wisata berbasis jembatan tol. Dengan cara ini, warga tepian tol tetap sehat, tetap tenteram, dan bisa berwisata kelas dunia. Selain itu, ekonomi desa-desa tepian tol menjadi semakin kuat.
(Dalam artikel Kompasiana terkait https://www.kompasiana.com/dwi1501/5c834bf4677ffb2f8f3af492/hutan-wisata-dan-kebun-raya-terpanjang-di-dunia-akan-dimiliki-indonesia, saya tuliskan tentang potensi hutan lindung tol menjadi hutan wisata dan Kebun Raya terpanjang di dunia.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H