Mohon tunggu...
Dwi Elyono
Dwi Elyono Mohon Tunggu... Dosen - Pencari

Penerjemah bhs Inggris bhs Indonesia/bhs Jawa; peneliti independen dlm kajian penerjemahan, kajian Jawa, dan semantik budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Surat Terbuka Kepada Menteri Kesehatan, Menteri Lingkungan dan Kehutanan, dan Presiden Jokowi: Tentang Pentingnya Peniadaan Pembakaran Sampah Unorganik

12 Agustus 2017   00:57 Diperbarui: 12 Agustus 2017   09:07 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nuwun sewu Ibu Nila Farid Moeloek, Ibu Siti Nurbaya Bakar, dan Pak Joko Widodo, saya bermaksud menyampaikan sesuatu yang sangat sepele, yang jarang kita pikirkan dan rasakan, tapi yang terlalu sering kita saksikan dan lakukan dan yang membuat lingkungan Indonesia dan kesehatan kita semua rusak. Hampir setiap rumah tangga di Indonesia membakar sampah, baik sampah organik maupun unorganik, seperti misalnya plastik, karet ban, bungkus aluminium, botol kaca, dan sebagainya. Sebagian besar dari kita, apalagi kita yang berkecimpung dalam dunia kesehatan dan lingkungan, tahu betul betapa bahayanya asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah unorganik. Gas beracun yang dihasilkan mengakibatkan berkurangnya oksigen dalam darah, yang selanjutnya memicu beragam penyakit. Gas beracun dari sampah juga memicu berbagai macam kanker. Efek buruk yang langsung kita rasakan adalah panas dan mencekiknya udara, yang menyebabkan sesak napas, sakit tenggorokan, sakit mata, dan sakit kepala.    

Seandainya tidak ada sama sekali rumah tangga di Indonesia yang membakar sampah unorganik, betapa bersihnya udara Indonesia, dan betapa sehatnya kita, dan betapa hemat triliunan rupiah kita dan negara kita karena 'tidak jadi' sakit gara-gara polusi gas beracun.

Pembangunan puskesmas, yang menghilangkan penyakit, di pelosok-pelosok mestinya diimbangi dengan kampanye peniadaan 'kegiatan yang menimbulkan penyakit,' dalam hal ini pembakaran sampah unorganik.

Reboisasi dan penghutanan tanah tandus, yang menyumbang oksigen, perlu diimbangi dengan dihentikannya pembakaran sampah unorganik, yang menghilangkan oksigen, di seluruh Indonesia.

Pemerintah, melalui kerjasama kementerian kesehatan dan kementerian lingkungan dan kehutanan, perlu menjalankan program peniadaan pembakaran sampah unorganik. Berikut adalah salah satu program yang bisa dilakukan: setiap kabupaten/kota perlu memiliki tempat terpusat pengolahan sampah unorganik. Sampah unorganik di setiap desa perlu dikumpulkan di satu titik di pojok desa, kemudian diangkut ke tempat pengolahan terpadu kabupaten/kota. Sebagian besar sampah plastik, beling, dan semacamnya didaur ulang menjadi barang berguna yang bisa dijual. Pendapatan dari penjualan barang hasil daur ulang bisa digunakan untuk biaya operasional pengolahan limbah, termasuk pengangkutannya, dan dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk, misal, dana pembangunan desa, dana sekolah gratis, dana peningkatan kualitas puskesmas, dan lain-lain.

Peniadaan pembakaran sampah unorganik sangat mendesak, dan apabila dijalankan dengan program di atas, manfaatnya adalah, sekali lagi udara bersih dan menyehatkan, dan pemerolehan dana pembangunan dari kita untuk kita.

Salam hormat,

Dwi, warga Jawa Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun