Mohon tunggu...
Dwi RahmiPaneo
Dwi RahmiPaneo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi dari Universitas Tadulako yang gemar menulis dan melakukan riset penelitian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Riset PKM Mahasiswa Tadulako, Begonia Sidolensis sebagai Terapi Alternatif Kanker Payudara

27 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:20 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis, 27 Juni 2024 - Dalam dunia akademis yang penuh dinamika, mahasiswa Universitas Tadulako kembali membuat gebrakan dengan penelitian yang inovatif dan berpotensi besar. Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari universitas ini tengah meneliti potensi tanaman Begonia sidolensis sebagai terapi alternatif untuk kanker payudara.  

Dengan tim yang beranggotakan 5 orang yaitu Dwi Rahmi Paneo selaku ketua tim, Cindy Rizkika Al-Inayah, Dayani Alifia Rizki, Eulistinah Djanun dan Syahra Elfi Syaher. Penelitian ini tidak hanya menawarkan harapan baru bagi pengobatan kanker, tetapi juga memperkenalkan kekayaan flora endemik Indonesia ke dunia.

Begonia sidolensis adalah tanaman yang tumbuh di pegunungan Sulawesi. Tanaman ini baru ditemukan pada tahun 2020 sehingga penelitian ilmiah tentang khasiat medisnya masih sangat terbatas. Tim PKM Universitas Tadulako melihat potensi besar dalam tanaman ini dan memutuskan untuk mengeksplorasi lebih lanjut kemampuannya dalam melawan kanker payudara.

Tumbuhan Begonia sidolensis (Sumber : Zulfadli)
Tumbuhan Begonia sidolensis (Sumber : Zulfadli)

Penelitian dimulai dengan pengumpulan sampel Begonia sidolensis dari gunung sidole, Sulawesi Tengah. Setelah itu, tim melakukan ekstraksi senyawa aktif dari tanaman tersebut di laboratorium farmasi Untad. Ekstrak yang dihasilkan kemudian diuji pada sel kanker payudara (T47D) yang kemudian dilakukan pengujian secara in silico. Uji awal menunjukkan hasil yang menjanjikan, di mana beberapa senyawa dalam Begonia sidolensis terbukti efektif menghambat pertumbuhan sel kanker dan memicu apoptosis (kematian sel terprogram). Hasil ini membuka peluang besar bagi pengembangan terapi kanker yang lebih alami dan terjangkau.


Keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerjasama yang solid antara anggota tim PKM. Dengan latar belakang yang beragam—biologi, farmasi, dan kedokteran—mereka mampu bekerja sama secara sinergis, saling melengkapi dalam setiap tahap penelitian. Dukungan penuh dari bapak Prof. Apt. Muhammad Sulaiman Zubair, S.Si., M.Si., Ph.D  selaku dosen pembimbing dan fakultas juga menjadi kunci utama dalam mengarahkan dan memperkuat penelitian ini.

Jika penelitian ini berhasil dikembangkan lebih lanjut, Begonia sidolensis bisa menjadi alternatif pengobatan yang revolusioner untuk kanker payudara. Hal ini akan memberikan dampak besar, tidak hanya dalam dunia medis, tetapi juga dalam memperkenalkan kekayaan flora Indonesia kepada dunia. Terapi berbasis tanaman lokal ini juga bisa menjadi solusi yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan pengobatan kanker.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun