Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

#BekasJadiBerkah Untuk Pak Mat Si Tukang Sampah

12 Juli 2015   13:21 Diperbarui: 12 Juli 2015   13:21 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah membayangkan bagaimana kondisi perumahan dan pemukiman tempat kita tinggal jika tidak ada petugas pemungut sampah? Sampah pasti menumpuk di depan rumah. Jika tak ingin terganggu dengan bau sampah maka harus siap-siap membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir dengan bau sampah menusuk dada. Pernah mengalami satu atau dua hari petugas pemungut sampah tidak dapat menunaikan tugasnya entah karena menderita  sakit, gerobak sampahnya rusak atau izin tidak masuk kerja karena satu dan lain hal? Pasti merasa terganggu dengan gunungan sampah di depan rumah. Namun pernahkah memberikan perhatian lebih kepada mereka, mengenal mereka lebih dekat dan bagaimana kehidupan sehari-hari harus dijalani?

Bapak setengah baya ini dikenal dengan nama panggilan Pak Mat, beliau adalah tukang sampah di perumahan kami, sebuah kawasan di pinggiran Sidoarjo. Awalnya saat perumahan belum seramai sekarang Pak Mat menunaikan tugasnya sendirian, mendorong gerobak yang penuh sampah hingga ke TPA di dekat perumahan dan membakarnya. Ketika warga baru mulai berdatangan dan Pak Mat semakin berkurang tenaganya karena pengaruh usia tugasnya dibantu oleh menantu lelakinya. 

Penghasilan Pak Mat sebagai tukang sampah tidak dapat disebut memadai. Tiap bulan ia hanya menerima upah beberapa ratus ribu rupiah. Nominal seminim itu mungkin hanya cukup untuk makan. Sebagai pendatang di Sidoarjo, Pak Mat yang berasal dari Kediri ini tinggal di sudut Tempat Pembuangan Akhir beratap asbes sebagai sosoran, menempel pada dinding TPA dan bertutup kelambu tanpa listrik demi menghemat biaya tempat tinggal. Awalnya ia tinggal bersama anak gadisnya yang kemudian menikah dan tinggal di kamar petak-petak sewaan di seberang sungai yang jika air sungai meluap harus siap-siap kebanjiran. Istrinya telah lama meninggal karena sakit, mungkin disebabkan oleh tempat tinggal yang kurang layak untuk menikmati hidup sehat. Pak Mat bertahan tinggal di sudut TPA agar tidak perlu mengeluarkan uang sewa. Bayangkan, setiap hari harus bergulat dengan aroma sampah, dengan fasilitas seadanya. Sudut kecil lain di TPA dimanfaatkannya sebagai kamar mandi.

Kadang untuk memenuhi kebutuhan Pak Mat bekerja serabutan. Kami sering meminta bantuannya untuk membersihkan halaman dari rumput liar atau perbaikan-perbaikan kecil pada bangunan rumah sebab Pak Mat memiliki sedikit ketrampilan pertukangan. Sejak cucunya lahir Pak Mat mengisi hari-harinya mengasuh cucu karena anak perempuannya harus bekerja di toko agar keluarga kecil tersebut mampu membayar sewa kamar. 

Terbersit dalam hati untuk bisa membantu Pak Mat meningkatkan taraf hidupnya, minimal agar dia bisa menyewa satu kamar di rumah petak yang disewa sang anak dan menantunya. Dia juga perlu membeli perangkat pertukangan agar lebih banyak order yang bisa ia terima. Semakin banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dapat membantu penghasilannya setiap bulan. Apa daya kondisi finansial kami tidak memungkinkan, suami saya adalah korban PHK yang sempat menganggur berbulan-bulan. Penghasilan saya sebagai penulis lepas juga tidak terlalu besar. Bantuan kami selama ini mungkin hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi setiap hari.

Ketika menonton iklan televisi tentang program #BekasJadiBerkah dari OLX hati saya terketuk. Saya sangat mengapresiasi gerakan #BekasJadiBerkah. Event yang inspiratif ini membuka kesempatan membantu sesama dengan memanfaatkan barang-barang yang mungkin kurang bermanfaat, namun berkat membagikan hasil penjualannya kepada yang membutuhkan, berkahnya terasa bagi kehidupan.

Mungkin saya belum punya cukup uang untuk membantu Pak Mat mendapat tempat tinggal lebih layak, atau sekedar membeli keperluan berlebaran tetapi saya memiliki beberapa barang bekas yang masih layak dijual. Maka tak tanggung-tanggung saya memasang tiga iklan #BekasJadiBerkah yang menawarkan Handphone Huawei, Nokia C5 dan seperangkat panci bekas hadiah lomba yang masih kinclong.

Dengan ID nama saya dan tiga ID Iklan yaitu 126101923 untuk Huawei Ascend, 126816493 untuk Nokia C5 dan ID 127530328 untuk Panci Oxone jadilah saya sering dihubungi calon pembeli barang-barang tersebut. 

Proses pemasangan iklannya juga tidak ribet. Hanya butuh waktu beberapa menit sebelum iklan terverifikasi. Pemasang iklan diberi keleluasaan untuk memilih cara bagaimana calon pembeli menghubungi yaitu via sms, telepon, WA atau BBM. Space untuk mendeskripsikan barang juga cukup luas yaitu 70 karakter untuk judul dan 4096 untuk deskripsi barang lebih lengkap. Demi mendapatkan perhatian calon pembeli saya mengunggah foto barang dari beberapa angle, mengisahkan tips memasang iklan di OLX melalui blog pribadi saya yang menyertakan capture iklan serta menggunakan judul dan deksripsi yang unik seperti :

Huawei Ascend Y300 kondisi 95% mulus, dijual karena butuh fulus. Baterai masih garang, gadgetnya bikin senang. Sudah install BBM dan banyak game. Biar bekas asal berkah, sebagian penjualan Huawei bersejarah ini untuk sedekah. Saya ikut kegiatan #BekasJadiBerkah dengan memasang iklan ini

Dan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun