Siapa yang mengunjungi suatu tempat karena pengaruh viralnya pemberitaan? Yup, masih ingat kan berita beberapa tahun lalu bahwa jalur pendakian ke Semeru pernah padat merayap usai Film 5 cm mengangkat keindahan Ranu Kumbolo. Begitulah pengaruh film, media sosial hingga tempat-tempat indah yang biasanya hanya diketahui orang secara terbatas akhirnya menyebabkan pemberitaan meluas. Begitupula yang terjadi pada kami, gegara viralnya lautan awan di Gunung Telomoyo, Jawa Tengah jadilah nekad berempat berpetualang ke Telomoyo dengan harapan mendapatkan view lautan awan. Â Kenapa disebut berpetualang? Sebab perjalanan ke Telomoyo dari rumah kami di Sidoarjo sekitar 5 jam perjalanan menggunakan mobil sewaan melalui tol (bagi yang punya mobil bisa disebut menggunakan mobil pribadi hehehe)Â
Memasuki pintu tol Karangpilang sekitar jam 06.00, menyusuri tol panjang hingga keluar exit tol Salatiga dan lanjut perjalanan mengandalkan google map sampailah kami di pintu masuk kawasan wisata Telomoyo melalui Dalangan.Â
Bagaimana Cara Naik Ke Puncak Telomoyo ?
Dari pintu Dalangan setidaknya ada tiga cara untuk naik ke puncak Telomoyo : menggunakan motor pribadi, menyewa motor yang disediakan pengelola (100 ribu per trip pulang pergi sudah termasuk HTM 15 ribu perorang) atau menggunakan jeep sewaan (400 ribu per trip pulang pergi) Bagi yang datang dengan mobil pribadi dipersilahkan meninggalkan mobil di tempat parkir lalu menyewa motor atau mobil jeep yang disediakan pengelola. Bagaimana jika jalan kaki sekalian hiking? Sepertinya ada jalur khusus bagi yang ingin merasakan sensasi mendaki gunung dengan berjalan kaki.Â
Sebab sepanjang perjalanan kami tidak bertemu satu pun pendaki. Namun di media sosial sempat menemukan postingan seseorang yang mendaki Telomoyo dengan berjalan kaki, tapi melewati jalan setapak, bukan jalan beraspal yang dilalui motor dan jeep. Entah jalan atau rute mana yang digunakan untuk hiking, saya ngga sempat tanya atau cari tahu di sana.
Rute jalanan Telomoyo cukup ramah, beberapa mungkin ada tanjakan dan tikungan tetapi tidak terlalu ekstrem. Oiya, Telomoyo bukan satu-satunya gunung yang bisa dicapai puncaknya menggunakan kendaraan bermotor. Gunung Kelud juga bisa sebab beberapa tahun lalu kami sempat ke sana, dan rutenya lebih ekstrem dibandingkan Telomoyo. Jika Puncak Kelud bisa dicapai 15 menit-an dari pos ojek, puncak Telomoyo ditempuh dengan perjalanan 40 menit naik motor dari gerbang masuk obyek wisata Telomoyo.
Eh tapi meski rute Telomoyo tidak terlalu ekstrem, saya dan suami punya pengalaman menggelikan. Pas terima motor dari pengelola/pemilik yang menyewakan perasaan saya sudah nggak enak. Kok suara mesin motornya kayak berat gitu. Beneran deh pas di sebuah tanjakan lhadalah mesin motornya mati hahaha. Motor yang dipakai anak-anak lancar-lancar aja tuh. Jadilah saya turun dari motor dan suami menuntun. Alhamdulillah ada mas-mas yang baik hati yang menyalip dan menawarkan tumpangan pada saya sebab dia sendirian. Jadilah saya numpang si mas yang mengaku berasal dari Pacitan lalu merantau di Yogyakarta (makasih ya mas e , barangkali anda membaca tulisan ini)Â
Sesampai di tikungan yang landai yang dilengkapi dengan tempat duduk dari bebatuan yang disemen, berhentilah kami sebab si mas sudah bertemu rombongannya. Saya juga memutuskan berhenti sambil menunggu kabar suami. Ditelpon juga nggak bisa, anak-anak juga duduk di sini menunggu bapak dan emaknya. Alhamdulillah sekitar 15 menit kemudian suami saya tiba dengan motor yang tadi. "Loh, bisa nyala mesinnya?" tanyaku. "Ya tapi sempat jalan sambil menuntun motor beberapa saat, mana jalannya nanjak: kata suami hahaha mendadak olahraga deh pak.
Suami lalu berinisiatif menghubungi nomor Hp "rescue" yang diberikan pada setiap penyewa motor. Susah juga menghubunginya, untung akhirnya bisa ditelpon dan suami mengeluhkan motor yang sempat mogok tadi. Beberapa saat kemudian si pengelola motor sewaan datang membawa motor ganti dan motor yang sempat mogok tadi dibawanya turun gunung. Kalau turun gunung nggak masalah ya, kerja mesin nggak berat, langsung meluncur aja.