"Mbak...mbak sini cepat, duduk di sebelah saya,"Â Ajak seorang ibu di bus kota beberapa tahun lalu ketika saya masih bekerja kantoran di Surabaya. Berangkat dan pulang kerja saya memang naik kendaraan umum. Angkutan atau bus kota, lalu dijemput suami di titik ketemuan yang kami sepakati sebab suami bekerja di lokasi yang jaraknya cukup jauh dari kantor saya.
Waktu itu saya naik bus kota yang bukan jalur biasanya. Karena numpang mobil teman sampai tempat tertentu, jadilah saya naik bus kota dengan rute berbeda untuk sampai ke meeting point menunggu suami.
Bus kota tak terlalu penuh. Saya masih mencari kursi kosong ketika seseorang berlagak seolah mau muntah di belakang saya. Saya bingung juga, kenapa orang ini berdiri padahal ada beberapa kursi kosong. Lalu ada seseorang lagi yang berteriak "awas muntahan..awas" Antara panik khawatir kena muntahan dan bingung mencari tempat kosong saya hanya bisa merangsek ke depan hingga seorang ibu setengah baya melambaikan tangan mengajak saya duduk di sebelahnya.Â
Beberapa saat kemudian ibu itu berbisik "Itu tadi kawanan pencopet, mbak kehilangan dompet nggak?" Saya kemudian melihat tas kerja model ransel yang biasa saya kenakan. Bagian kaitnya sudah terlepas padahal saya pastikan tadinya sudah terkunci dengan baik. Alhamdulillah tidak ada barang yang hilang, rupanya yang berlagak mau muntah tadi belum berhasil mengambil sesuatu dari tas saya.
Pengalaman pribadi nyaris tersebut mendorong saya untuk menulis artikel ini. Ditambah dengan pengamatan dari sinetron Preman Pensiun yang menyertakan adegan Akademi Copet.Â
Beberapa trik pencopet yang perlu diwaspadai adalah:
1. Naik angkutan/bus dengan cara berkelompok
Waspadai kerumunan penumpang yang naik angkutan bergerombol. Jika kita berada dalam kerumunan tersebut lebih aman jika naik paling belakang meski risikonya tidak bisa memilih tempat duduk
2. Berlagak sesuatu yang membuat perhatian terpecah
Seperti pengalaman saya tersebut, calon korban pasti khawatir kena muntahan sehingga tak bisa berkonsentrasi dengan barang bawaan.
3. Duduk mengapit calon korban