Mohon tunggu...
David Setiawan
David Setiawan Mohon Tunggu... profesional -

I am a Brand & Business Consultant at CREAinc integrated business solution. My Passion is Marketing Strategic, Branding, Movie, Music, and blogging.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

It’s a Plane, It’s a Bird… No, It’s Super… Flappy Bird

13 Februari 2014   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara benci dan rindu sepertinya ketika mengingat game Flappy Bird yang sudah hilang dari peredaran.. Hanya yang sudah install app tersebut via iOS ataupun Android yang masih bisa menikmatinya.. Namun rasanya sudah berbeda ketika game tersebut hangat dibicarakan oleh banyak kalangan di social media seluruh dunia.. Game nya sendiri sangat sederhana, dengan grafis 8-bit ala Nintendo tahun 80-an, player hanya perlu menyentuh atau menyentil burung tak berekspresi tersebut melalui rintangan pipa-pipa ala Mario Bros. Namun ternyata ketika pertama kali memainkan game tersebut, tidak semudah kelihatannya.. Acap kali nilai yang diperoleh berkisar antara 0 sampai 3 untuk para pemain awal..

Namun sang kreator game tersebut, Dong Nguyen, akhirnya men-delete gametersebut karena menurutnya sudah too addictive, seperti yang dilansir oleh berbagai media massa, baik online maupun offline.. tapi apa sebenarnya keunggulan si burung yang flat ini? 1. Simplicity yet Challenging Kembali ke simplicity.. seperti Steve Jobs yang selalu mengatakan bahwa ’Simplicity is the ultimate Sophistication’, Flappy Bird juga mengusung hal tersebut.. Di tengah maraknya games yang semakin kompleks dan semakin real, Flappy Bird justru mengambil sisi yang berbeda.. Dan justru karena simplicity tersebut, semua orang pasti bisa memainkannya, namun tetap saja, harus MENANTANG.. Untuk mencapai nilai yang tinggi, dibutuhkan kesabaran dan konsentrasi tingkat tinggi, hal tersebut yang membuat orang akhirnya ketagihan.. Karenaparadoks-nya tersebut, game play yang simple namun challenging, Flappy Bird mampu mendulang kesuksesan, hingga memberikan Dong Nguyen pendapatan sebesar 600 juta rupiah per harinya.. Masih ingat kan dengan game burung yang sukses sebelumnya? (baca : Angry Bird) 2. Social Currency Sejak kemunculannya di social media, ketika orang-orang mem-posting angka yang berhasil dicapai di game Flappy Bird, game ini berhasil menjadi social currency di mana-mana.. Artinya sama seperti pin BBM yang sempat booming dulu, ketika tidak memiliki pin seolah-olah terasing dari kelompok sosialnya, Flappy Bird juga berhasil menciptakan ’persaingan sosial’ dan nilai yang dicapai menjadi ’kurs sosial’, sehingga ketika bertemu di offline, orang-orang akan saling bertanya ’Flappy Bird sudah dapet nilai berapa?’ 3. Horizontal Game Harus diakui, Flappy Bird adalah game yang mampu dimainkan oleh semua orang, semua kalangan, tidak peduli seberapa skill mereka terhadap game-game terkini (RPG, live action, dll) yang terkadang susah sekali dimengerti oleh kaum diluar gamer.. Hal ini lah yang salah satunya memicu banyak orang untuk memainkannya, karena semua orang menjadi horizontal alias sejajar.. mau gamer atau tidak, semua tergantung konsentrasi dan kesabaran, apalagi menyentuh-nyentuh layar saja untuk memainkan burung flat tersebut..
Flappy-Bird-1
Flappy-Bird-1
Banyak game yang akhirnya mendompleng kesuksesan Flappy Bird, dengan desain yang berbeda, namun game play yang sama.. Namun jika tidak memiliki karakter yang kuat seperti Flappy Bird, tidak semudah itu untuk mampu memenangkan hati para playernya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun