Mohon tunggu...
David Setiawan
David Setiawan Mohon Tunggu... profesional -

I am a Brand & Business Consultant at CREAinc integrated business solution. My Passion is Marketing Strategic, Branding, Movie, Music, and blogging.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lewat Djam Malam (1954) untuk Masa Lalu atau Masa Kini dan Masa Depan?

19 Juli 2012   05:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:48 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surprisingly AWESOME.. Film Indonesia tahun 1954, LEWAT DJAM MALAM yang sempat diputar kembali di sinema XXI beberapa waktu lalu.. Totally AWESOME.. Ternyata Indonesia menyimpan sejarah perfilman yang sungguh diluar dugaan.. walaupun memang banyak aktor-aktris senior seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, dan masih banyak seniman lainnya yang sempat membawa perfilman Indonesia mencapai masa kejayaannya.. Pastinya dalam format hitam putih, karena pada jaman tersebut teknologi film berwarna mungkin bisa jadi masih didambakan namun belum diwujudkan.. Dan karena keterbatasan teknologi yang ada, alur cerita, penokohan, bahkan sinematografinya bukanlah kelas film murahan, bahkan bisa jadi film-film Indonesia saat ini belum mampu menandingi LEWAT DJAM MALAM, apalagi eksploitasi dunia lain yang semakin absurd saja..

Dengan pendekatan melodrama yang tidak cengeng, LEWAT DJAM MALAM berhasil membawa penonton untuk merasakan bagaimana situasi Indonesia setelah kemerdekaan, masih carut marut pemerintahannya, dari sisi pejuang kemerdekaan.. Adalah Iskandar, sang pejuang kemerdekaan yang masih hidup di dua dunia, antara hidup sebagai warga sipil dan kenangan hidup sebagai pejuang kemerdekaan.. Walaupun tunangannya, Norma selalu mendukung Iskandar untuk kembali pada dunia nyata, namun kenyataan yang dialami Iskandar sungguh pahit.. Perjuangannya melawan penjajah ternyata tidak sesuai dengan harapan.. koruptor ternyata merajalela dan hal tersebut membuat hidupnya pahit.. Akhir ceritanya… penuh dengan tangisan.. YOU CANNOT LIVE IN THE PAST WHILE YOU LIVE IN PRESENCE
Salah satu hal yang menarik adalah statement yang ditujukan kepada Iskandar, yang intinyakalau masih hidup di masa lalu, seseorang tidak bisa hidup untuk saat ini dan melangkah ke depan.. Berapa banyak orang yang masih hidup di masa lalunya, karena banyak hal yang terjadi.. bisa jadi karena kejadian yang buruk, namun bisa jadi karena kejadian yang masih membuatnya bangga akan kejayaan di masa lalu.. Sebuah perjalanan hidup, bisnis, apapun itu pasti akan berhadapan kenyataan saat ini.. keadaan saat ini.. dan kehidupan saat ini.. walaupun ternyata masa lalu tidak seindah saat ini ataupun masa kini tidak seindah masa lalu.. masa kini adalah kenyataan yang harus dihadapi.. dan sepertinya Iskandar walaupun seorang pejuang kemerdekaan, masa kini adalah kenyataan yang lebih menakutkan daripada perang baginya.. IF YOU CANNOT CHANGE THE ENVIRONMENT, CHANGE YOURSELF
Seringkali banyak orang menyalahkan perubahan.. karena perubahan membuat diri kita tidak nyaman.. Pada kenyataanya, orang selalu mencari keseimbangan, sadar atau tidak sadar, maka jika terjadi perubahan, orang menjadi tidak nyaman, karena terjadi ketidakseimbangan dalam dirinya.. Iskandar, sang pejuang ternyata tidak mampu mengatasi perubahan yang terjadi dalam kehidupannya sebagai warga sipil.. Hidupnya tidak nyaman karena idealisme yang dia perjuangkan selama perang ternyata tidak seindah yang dibayangkan.. Namun perubahan yang terjadi di Indonesia, tidak lantas membuat Iskandar menjadi berubah.. alhasil.. Iskandar terperangkap oleh dunianya.. ironis dan menyakitkan memang… IF THERE’S NO OTHER REASON TO LIVE… LOVE WILL GIVE YOU LIVING
Norma sebenarnya adalah satu-satunya alasan Iskandar kembali ke kehidupan nyata sebagai warga sipil.. Namun sayang.. masa lalu Iskandar ternyata lebih kuat daripada cintanya kepada Norma.. Walaupun akhirnya Iskandar menyadari bahwa satu-satunya yang nyata adalah cinta Norma terhadap dirinya, namun sudah terlambat.. kenyataan sudah memberikan konsekuensi pada Iskandar.. Lebih kepada pembelajaran hidup kalau kita mampu menikmati film hitam putih selama kurang lebih 111 menit ini.. walaupun banyak adegan yang sudah terpotong akibat usia film.. Namun berkat Martin Scorsese dengan Yayasannya dan National Museum of Singapore.. kita masih bisa menikmati karya anak bangsa yang luar biasa.. Sutradara Usman Ismail..
Di tengah hiruk pikuk film-film dengan budget seabreg.. teknologi CGI yang semakin luar biasa.. LEWAT DJAM MALAM mampu memberikan sentuhan yang sungguh menyegarkan.. bukan perasaan sesak di dada, walaupun ceritanya yang memang menyentuh.. LEWAT DJAM MALAM memang film berKARAKTER…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun