Mohon tunggu...
Arli Cious
Arli Cious Mohon Tunggu... -

Express Oneself in an Independent and Individual Manner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Master: Sekolah Gratis di Depok

25 Mei 2010   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Minggu menjelang sore begitu mendung seperti nya akan turun hujan, sepulangnya aku dari salah satu daerah bilangan di jakarta selatan tak sabar untuk segera bergegas pulang untuk membaringkan tubuh yang sudah terlampau letih karena seharian aku beraktivitas di luar rumah. Sampailah aku di sebuah terminal, suasana yang mungkin segera kita lewatkan karena polusi udara, dan kesibukan yang sebenarnya kita tidak tahu betul dengan apa yang mereka lakukan. Apa yang anda bayangkan kalau anda mendengar kata Terminal, sudah tentu sejuta hiruk pikuk aktivitas didalamnya, tapi siapa yang menyangka kalau salah satu didaerah terminal kita masih bisa melanjutkan sedikit impian, seperti terminal depok ini bila anda menelusuri anda akan menemukan sebuah masjid dan di dekat situ terdapat sebuah sekolah yang gratis untuk siapa saja tanpa batasan usia ataupun status, tapi memang tidak seperti sekolah pada umumnya yang harus memakai seragam. Sekolah MASTER atau Sekolah Masjid Terminal, Ini adalah sekolah gratis yang didirikan pada tahun 2000 akan tetapi pembelajaran baru bisa berjalan sekitar tahun 2002, sekolah gratis yang di peruntukan untuk siapa saja yang tidak mampu (namanya juga sekolah gratis). Sepi sekali, hanya ada beberapa segelintir orang yang sibuk dengan bukunya entah apa yang sedang ia baca, tak lama aku langsung mengunjungi salah satu bangunan yang ternyata itu di gunakan sebagai kantor, sebut saja Pak Rochim (maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan nama) orang yang berada di balik ide - ide mulia ini, orang yang mempunyai kesibukan sebagai pedagang ini tidak bisa aku sangka di balik kesederahanaan nya mempunyai pemikiran yang mungkin ada tapi tidak semua bisa menjalankan prosesnya. Perbincangan ini terus berlanjut sampai aku mengetahui apa visi dan misi di balik niatan mulia, Cerdas, Kreatif, Mandiri, dan Berahlak Karimah inilah yang di tutur kan oleh si empunya, walaupun mendidik mereka tidak mudah tapi ini semua bukan hambatan untuk mendidik mereka harus tegas dan agak keras. Sekolah Master (Masjid Terminal) Depok, memberi kesempatan bagi siswa-siswi untuk melanjutkan sekolahnya, bersama para pengajar yang dengan sukarela menyiapkan waktu, tenaga dan pikiran nya. Lalu siapa saja yang mengajar di Sekolah Master ini, para pengajar adalah para Alumni Master itu sendiri atau juga beberapa orang yang datang dari UNJ, UIN, UNINDRA, ALQUDWAH dan masih banyak lagi mereka semua lah yang mendidik sekitar 2000 orang atau siswa yang ada di Sekolah Master ini yang terbagi dalam tingkatan yang setara dengan TK, SD, SMP, dan SMA. Sambil melihat - lihat sekeliling bangunan yang di selimuti warna hijau muda, di tengah keterbatasan sarana dan pra-sarana Sekolah Terminal ini mereka mampu menunjukkan kepada kita semua bahwa kemiskinan tidak dapat menghambat cita - cita mereka. Terlintas sedikit perasaan yang mengganjal dan lontar kan " Untuk pembiayaan nya itu sendiri gimana Pak ?? " Pak Rochim pun menuturkan " ada Donatur dan sedikit jatah dari Pemerintah kota depok dan itu hanya berkisar 20-30% dan donatur itu sendiri pun datang nya dari siapa saja, ada yang dari alumni, dan para guru" sedikit agak lega mendengar penuturannya ternyata masih ada orang yang mau perduli terhadap lingkungan sekitarnya. Sekolah Master selain memberikan sekolah gratis yang mayoritas anak - anak jalanan ini, ternyata juga menyediakan pengobatan gratis, tapi sayang nya aku tidak mendapatkan data yang detail untuk hal ini . Hujan mulai turun dan langit makin gelap, dalam hati masih penasaran ingat melihat keceriaan para siswa - siswi yang ada disini ingin sekali bergabung bersama mereka, ingin tahu beberapa dari mereka secara langsung apa yang di cita - cita kan nya, yang menjadi impian mereka. keperdulian pada anak-anak jalanan, pendidikan dasar dan menegah yang katanya gratis itu tetap saja terasa mahal bagi mereka. karena untuk buku, seragam, dan iuran. Master adalah bentuk keperdulian itu, disana bersekolah 1000-an lebih anak-anak jalan, pengamen dan pengasong. Persoalan pendidikan bagi anak jalanan memang bukan perkara mudah, apalagi masalah ekonomi memang sangat erat melilit sebagian besar masyarakat di Indonesia. Karenanya, keseriusan pemerintah memperbaiki kondisi ekonomi bangsa serta ketegasan pemerintah menangani eksploitasi anak untuk kegiatan ekonomi sangat dinantikan agar anak-anak negeri ini tidak terus menerus menjadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun